Menanti Keberlanjutan Program Merdeka Belajar di Era Prabowo-Gibran

Oleh: Amilan Hatta - Alumnus Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Cabang Sumbawa

Menanti Keberlanjutan Program Merdeka Belajar di Era Prabowo-Gibran
Alumnus Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Cabang Sumbawa Amilan Hatta. Foto: Dokumentasi pribadi

Indonesia mengalami kehilangan pembelajaran atau learning loss baik dalam bidang numerasi maupun dalam bidang literasi, yang merupakan dampak signifikan terhadap sistem pendidikan kita.

Learning loss adalah hilangnya informasi dan keterampilan pada peserta didik yang disebabkan oleh berbagai hal.

Mungkin bukan hal kebetulan, menerapkan kurikulum Merdeka Belajar adalah salah satu cara untuk mengurangi dampak kehilangan pembelajaran.

Berdasarkan informasi dari Kemendikbudristek, kurikulum Merdeka Belajar merupakan bagian dari kebijakan yang memiliki tujuan untuk memperkecil dampak learning loss tadi akibat pandemi Covid-19.

Kurikulum Merdeka Belajar memberikan keleluasaan bagi peserta didik untuk belajar sesuai dengan keinginannya dan mengikuti perkembangan zaman selanjutnya peserta didik akan makin bersemangat dan lebih aktif di dalam kegiatan belajar mengajar.

Selain itu kurikulum Merdeka Belajar juga mendorong peserta didik memiliki kreativitas untuk menciptakan hal yang baru dan nantinya dalam belajar dapat melatih kemandirian mereka.

Dengan demikian, pada akhirnya potensi dan minat peserta didik untuk belajar juga dapat meningkat dengan baik sesuai dengan kebutuhannya.

Bagi penulis, ini menjadi faktor yang sangat penting. Sebab sejak dini anak-anak bangsa sudah dilatih memahami relevansi minat dan kebutuhannya. Lalu apa dampak kurikulum Merdeka Belajar ini?

Program inovasi Kemendikbudristek di era pemerintahan Joko Widodo (Jokowi)-Kiai Ma’ruf Amin adalah Program Merdeka Belajar. Apa makna dari program tersebut?

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News