Menanti Sinovac

Oleh Dahlan Iskan

Menanti Sinovac
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

Di kita pun mungkin ada juga akan protes: kok kita dijadikan kelinci percobaan.

Apakah mencari relawan di Indonesia tidak sulit? Apakah akan menuntut sama dengan relawan pilkada?

Seharusnya mudah. Dan tidak harus membayar. Saya mau tidak usah dibayar. Tapi umur saya mungkin tidak cocok lagi.

Sukarelawan tahap tiga ini harus dari berbagai macam manusia: anak, remaja, muda, setengah umur dan orang tua –asal jangan tua sekali. Masing-masing dengan jenis kelamin yang berbeda-beda: laki, perempuan dan yang half-half.

Asal daerah mereka juga harus beda-beda: kota, desa, dan yang seperti lagunya Rhoma Irama itu: ada Jawa, Sunda, Tionghoa, Batak, Bugis dan lain-lainnya.

Nama vaksin itu: belum ada. Hanya disebut 'Vaksin Sinovac' --vaksin buatan perusahaan Tiongkok bernama PT Sinovac. Di Indonesia uji coba itu dilakukan oleh PT Biofarma, sebuah BUMN yang laboratorium besarnya di Bandung.

Biofarma punya pengalaman panjang di bidang ini. Terutama ketika ahli Indonesia menemukan vaksin flu burung –rasanya dari ahli di Universitas Airlangga? Biofarmalah yang melahirkannya.

Biofarma memang punya peternakan ayam khusus –telurnya dipakai penelitian. Pun punya peternakan tikus dan kelinci.

Saya bersyukur Indonesia dipilih menjadi salah satu dari banyak negara lain untuk uji coba tahap tiga itu. Itu sebagai pertanda bahwa kita akan boleh memproduksi sendiri nantinya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News