Menara Eiffel Mau Dibom, Semua Dikerahkan hingga Helikopter
jpnn.com - PARIS - Otoritas Prancis secara tiba-tiba menutup lokasi wisata paling populer di Paris, Menara Eiffel, pada Minggu (20/9) kemarin. Pasalnya, seorang tersangka teroris terdeteksi membawa sebuah tas ransel yang diduga berisi bom di daerah fokus wisatawan tersebut.
Skuad polisi antiteroris diturunkan ke lokasi. Bahkan, otoritas Prancis juga mengerahkan sebuah helikopter melakukan kontrol dan patroli di wilayah ikonik tersebut.
Laman Mail Online melaporkan peringatan itu dikeluarkan sekitar pukul 9 pagi atau sekitar pukul 16.00 WIB.
"Ada laporan tentang seorang pria membawa tas ransel,” kata sumber polisi yang membantu proses evakuasi di menara tersebut.
“Pria yang tidak dikenal itu terlihat berada di Menara Eiffel setidaknya selama sejam sebelum menara itu dibuka. Namun pria tersebut tidak terlihat pada tengah hari,” kata seorang sumber polisi.
Ratusan orang sedang menunggu untuk naik ke lantai atas menara itu saat insiden itu terjadi. Kemudian mereka meminta untuk mengosongkan area lalu menutup konter tiket. Polisi berjaga di sekitar area menara itu dan sebagian besar berkumpul di tepi Sungai Seine.
Menara Eiffel sebelum ini beberapa kali menerima ancaman dari kelompok teroris, termasuk al-Qaeda dan ISIS. Pasukan keamanan kini meningkatkan kontrol mereka terutama sejak insiden serangan oleh kelompok pria bersenjata di kota itu pada Januari lalu.(mailonline/ray/jpnn)
PARIS - Otoritas Prancis secara tiba-tiba menutup lokasi wisata paling populer di Paris, Menara Eiffel, pada Minggu (20/9) kemarin. Pasalnya, seorang
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Kang TB Sodorkan 4 Catatan Kritis soal Joint Statement Maritime RI-Tiongkok
- Temui Para Taipan Tiongkok, Prabowo Amankan Investasi Rp 156 Triliun
- Ditunjuk Jadi Wakil Ketua Delegasi, Raja Juli Mendampingi Hashim ke Forum COP29
- Prabowo Ingin Berguru dari China Cara Mengatasi Kemiskinan
- Inilah Misi Prabowo ke China, Ada soal Pemberantasan Kemiskinan
- PPI Munich Gelar Sports and Culinary Festival Perdana di Munich