Menbudpar Minta Polisi Menindak

Menbudpar Minta Polisi Menindak
Salah satu adegan dalam 'Balibo Five'. Foto: Screentrek.com.
Menurut Jero, film Balibo Five sangat melukai harga diri bangsa. Film tersebut menceritakan bahwa lima wartawan Australia ditembak mati secara sengaja oleh personel TNI. Pemerintah menyatakan bahwa saat itu terjadi kekacauan di tengah perang. Ada kelompok Fretilin dan pertikaian kelompok di Timor Timur. Tetapi katanya, TNI menjadi kambing hitam atas kematian para pencari berita tersebut.

"Itu kan mencemarkan TNI, negara. Tak sesuai. Itu kan versi produser dari Australia. Sedangkan kita dengan Timor Leste juga telah sepakat lewat Komisi Kebenaran dan Persahabatan, bahwa pemerintah Indonesia dan Timor Leste tidak lagi melihat dan meninggalkan masa lalu," paparnya.

Jero menolak bahwa pelarangan pemutaran film itu merupakan kemunduran demokrasi. Menurut dia, kepentingan negara paling tinggi dan diutamakan meskipun mengorbankan kelompok, individu, atau demokrasi itu sendiri. "Semua harus mengalah untuk kepentingan negara," katanya.

Seminggu sejak film tersebut dirilis di Australia awal tahun ini, Polisi Federal Australia (AFP) mengumumkan akan membuka lagi kasus dugaan kejahatan perang tersebut. Menurut pemerintah Australia, lima wartawan itu (Gary Cunningham, Malcolm Rennie, Greg Shackleton, Tony Stewart dan Brian Peters) diduga dieksekusi oleh pasukan khusus TNI pada Oktober 1975. Tujuannya agar mereka tak menyiarkan secara detail invasi Indonesia atas Timor Timur.

JAKARTA - Polemik terkait penayangan film Balibo Five di tanah air memanas. Menteri Budaya dan Pariwisata (Menbudpar) Jero Wacik belakangan meminta

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News