Mencekam, Toko-tokok Milik Etnis Tionghoa Langsung Tutup
Terdapat dua petugas security yang bertugas saat itu. Keduanya berseragam dipadu sepatu pantofel hitam.
Mereka berjaga-jaga dan membantu membuka tutup pagar kepada pegawai toko yang hendak masuk ataupun keluar.
Tak seperti biasanya, pertokoan yang berada di jantung Kota Palu itu tak berpenghuni. Toko-toko elektronik dan pakaian memutuskan untuk menutup toko mereka.
Suasana memang sedikit tak kondusif sejak Jumat itu (4/11). Ratusan umat Islam yang melakukan aksi turun ke jalan, memang melintas di depan Pertokoan Hasanuddin maupun Gajah Mada.
Hal itu tampaknya membuat para pemilik toko yang mayoritasnya etnis Tionghoa, merasa khawatir.
Mereka pun memilih menutup tokonya lebih awal. Rata-rata mulai pukul 13.00 Wita, semua pintu depan toko sudah digembok.
“Buat antisipasi saja. Karena pendemo lewat jalan ini. Nanti sore pasti buka lagi. Kalau penjagaan dari pihak kepolisian memang sudah ada, sebelum massa aksi melintas. Sekarang polisi-polisinya sudah pergi ke Jalan Samratulangi. Di sana pusat demo,” kata Bakir, salah seorang security yang berjaga-jaga siang itu.
Menurut Bakir, dari sekian banyak jejeran toko yang berada di Pertokoan Hasanuddin, hanya ada dua toko yang pemiliknya non Tionghoa.
AKSI unjuk rasa ummat Islam di Kota Palu, Sulteng, menuntut pihak kepolisian segera mengusut secara adil kasus dugaan penistaan agama yang dilakukan
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408