Mencoba Hotel ''Kempinski'' Indonesia yang Baru (1)

Berdesain Minimalis dengan Dominasi Bahan Kaca

Mencoba Hotel ''Kempinski'' Indonesia yang Baru (1)
Mencoba Hotel ''Kempinski'' Indonesia yang Baru (1)
Kelihatannya bahan kaca ini sekaligus untuk mengatasi persoalan "ruang" yang menjadi penghambat utama desainernya. Sebagai hotel lama yang direnovasi, tentu Hotel Indonesia tidak bisa menghindari "warisan" lama itu. Misalnya, pilar-pilar, kolom-kolom dan ukuran kamar yang terkait dengan fondasi asal bangunan itu. Semua harus terikat dengan konstruksi lama yang untuk ukuran sekarang tentu tidak akan memuaskan para perancang. Kolom-kolom besar di lobi itu, misalnya, bagaimana bisa membuangnya? Tidak mungkin. Karena itu, mereka mengatasinya dengan membalutnya dengan kaca-kaca.

Demikian juga kolom rendah di dalam kamar. Yakni, kolom di antara ranjang dan meja kerja. Kolom itu begitu rendahnya sehingga seperti memotong kamar menjadi dua bagian. Tapi, desainer berhasil mengurangi kesan itu dengan cara membungkus kolom tersebut dengan kaca cermin. Dengan demikian kamar itu kesannya masih cukup luas.

Hari itu saya mendapat kamar di lantai 6, agak di ujung lorong. Dan, memang kelihatannya baru dua lantai (lantai 5 dan 6) yang diuji coba. Begitu keluar dari lift di lantai 6, saya belok kiri menuju lorong untuk ke kamar. Di koridor inilah saya baru merasakan ketidakcocokan antara harga dengan kenyamanan yang disajikan. Kamar ini harus saya bayar dengan tarif Rp 2,5 juta/malam. Itu pun sudah harga travel. Kalau go show, pasti lebih mahal lagi.

Untuk tarif segitu tinggi, koridor ini kurang memberikan kesan mahal. Memang saya sendiri agak sulit kalau harus ikut memikirkan bagaimana sebaiknya koridor itu didesain. Sebab, sisi kiri koridor tersebut adalah dinding. Dinding mall, rupanya. Desainer lantas menutupi kelemahan itu dengan membuat jendela-jendela tipuan di sepanjang koridor. Yakni, jendela-jendela kaca. Meski begitu, tetap saja muncul kesan bahwa di balik kaca itu adalah dinding. Apalagi koridor ini terasa sangat sempit untuk ukuran kamar seharga Rp 2,5 juta. Kelihatannya koridor ini memerlukan sentuhan desainer sekali lagi. (bersambung)

SAYA suka mencoba hotel baru. Termasuk ketika Hotel Indonesia dibuka kembali dengan nama baru: Kempinski Indonesia. Namanya saja mencoba, saya siap


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News