Mencuci Otak Nazaruddin
Kamis, 18 Agustus 2011 – 02:53 WIB
Saya kok cenderung melihat Nasaruddin itu sedang “jatuh mental” yang betul-betul jatuh. Dari tempat yang tinggi sekali, langsung jatuh terpelanting ke tanah, tanpa tersangkut ranting dan dahan. Bukan karena habis dikucek-kucek otaknya.
Selama berada di pelarian, Malaysia, Singapura, Dominika, sampai Cartagena, dia adalah sosok yang tegar! Murah senyum, bicaranya lantang dan suaranya utuh. Seolah, siapapun mau dia lahap mentah-mentah. Saat on line di skype dan memakai topi anyaman khas itu, semakin mempertontonkan keberaniannya, meskipun sudah berstatus buron Interpol. Dia masih berani menggertak sana sini! Dia pede menggigit nama tokoh-tokoh partai yang turut membesarkan dirinya.
Tidak ada yang dia takuti sama sekali. Pertama, dia adalah unsur pimpinan dan pengurus inti partai penguasa, yang memiliki akses tak terbatas di birokrasi. Dia merasa yakin akan wibawa kekuasaannya, termasuk status dia masih di DPR RI. Paling tidak, dia masih ditakuti, karena menyimpan banyak file rahasia. Kedua, dia punya duit banyak. Dengan duitnya itu, dia bisa mengatur apa saja. Termasuk, jika dikalkulasi, dia masih bisa hidup di pelarian sampai 2015, saat Presiden SBY tidak lagi berkuasa.
Ketiga, dia yakin tak akan terdeteksi kemana pelariannya, karena sejauh ini puluhan buron kelas kakap yang juga belum tertangkap di luar negeri? Apalagi memiliki paspor yang mirip-mirip dengan dirinya, --Syarifudin--, dan terbukti bisa lolos di imigrasi.
HAI, apa kabar Din? Masih belum mau makan dan minum? Masih trauma dan takut diracun? Atau memang sedang diet sekaligus menjalankan ibadah puasa,
BERITA TERKAIT
- Batal Didatangi Massa Buruh, Balai Kota DKI Lengang
- Jangan Menunggu Bulan Purnama Menyapa Gulita Malam
- Dua Kali Getarkan Gedung, Bilateral Meeting Jalan Terus
- Agar Abadi, Tetaplah Menjadi Bintang di Langit
- Boris Yeltsin Disimbolkan Bendera, Kruschev Seni Kubisme
- Eskalator Terdalam 80 Meter, Mengusap Mulut Patung Anjing