Mendag Keluhkan Banjir Barang Impor
Sabtu, 09 Juni 2012 – 10:30 WIB
Baca Juga:
"Saya khawatir sentimen negatif pasar Eropa bisa berimbas ke Indonesia. Akibat krisis Eropa, para pengusaha mencari instrumen untuk bisa melepaskan kepemilikan dolar dimana pun. Meskipun tidak seluruhnya, pengusaha mulai melakukan banyak pengamanan terhadap aset mereka," tukasnya.
Indonesia, pinta Gita, memang harus berhati-hati dalam mengeluarkan kebijakan. Semua kebijakan yang dibuat harus rasional. Karena kebijakan yang tidak sesuai akan membuat investor kabur. Gita yang juga masih menjabat sebagai kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengatakan, jadi untuk itu diperlukan adanya kejelasan untuk investasi di sektor hulu maupun hilir.
"Di hilir jangan sampai ada multitafsir. Sektor pertambangan batu bara di Indonesia tidak perlu dikenai instrumen fiskal tambahan seperti bea keluar (BK) ekspor. Sebab, eksplorasi sektor tersebut mayoritas telah terikat kontrak karya pertambangan. Dalam perjanjian kontrak karya tersebut, kewajiban beban fiskal perusahaan tambang yang akan mengeksplorasi sudah besar. Untuk itu, tidak harus bebannya ditambah. Kalau batu bara, di kontrak karya itu kan dikenakan beban fiskal, pembayaran royalti, pajak, ini itu-ini itu sejumlah 45 persen," sindirnya.
JAKARTA - Banjirnya barang impor membuat Menteri Perdagangan Gita Wirjawan gusar. Apalagi, barang impor yang masuk ke dalam negeri ternyata ilegal
BERITA TERKAIT
- Pertamina Patra Niaga Siap Dukung Kebijakan Harga Khusus Avtur Nataru di 19 Bandara
- STAR AM Raih 4 Penghargaan di Ajang Fund Awards 2024
- KAI Cek Seluruh Jalur Rel untuk Memastikan Keselamatan dan Keamanan Perjalanan
- Road Trip MGEVC jadi Bukti Keunggulan Mobil Listrik
- Selamat! ANTAM Raih Penghargaan Appreciated Social ESG Report
- Formula Baru Bejo Jahe Merah untuk Tangkal Masuk Angin