Mendag Terbang ke Amerika Serikat, Ada Apa?
![Mendag Terbang ke Amerika Serikat, Ada Apa?](https://cloud.jpnn.com/photo/arsip/watermark/2020/12/22/menteri-perdagangan-muhamad-lutfi-yang-baru-saja-dipilih-pre-9.png)
jpnn.com, JAKARTA - Menteri Perdagangan RI Muhammad Lutfi melakukan kunjungan kerja ke Washington DC, Amerika Serikat (AS) pada 24-28 Maret 2021.
Menurut dia, kunjungan itu dalam rangka memperkuat hubungan dagang kedua negara, karena AS merupakan salah satu mitra dagang penting bagi Indonesia.
“Begitu pula Indonesia yang merupakan mitra dagang bagi AS," ujar Lutfi dalam siaran resmi diterima di Jakarta, Sabtu (27/3).
Dia mengatakan, total perdagangan Indonesia-AS pada 2020 mencapai USD 27,2 miliar dengan surplus sebesar USD 10,04 miliar
"Hubungan kedua negara perlu terus diperkuat dan ditingkatkan, sehingga potensi perdagangan dapat terus tumbuh dan investasi AS di Indonesia dapat semakin meningkat,” ungkap dia.
Mantan Dubes Indonesia untuk AS itu menyampaikan produk-produk yang menyumbang pertumbuhan positif perdagangan kedua negara antara lain elektronik, hasil laut, furnitur, perhiasan, dan produk kimia.
AS juga merupakan 10 besar investor Indonesia. Nilai investasi AS ke Indonesia pada 2020 tercatat mencapai USD 480,1 juta.
Dia menyebutkan, sejumlah pertemuan dilakukan dalam rangkaian kegiatan kunjungan kerja tersebut. Salah satunya adalah pertemuan Mendag Lutfi dengan United States Trade Representative (USTR) yang baru dilantik, Duta Besar (Dubes) Katherine Tai secara virtual pada Kamis (25/3) waktu Washington DC.
Menteri Perdagangan RI Muhammad Lutfi melakukan kunjungan kerja ke Washington DC, Amerika Serikat (AS) pada 24-28 Maret 2021.
- Anggaran BPKN Sisa Rp 2,3 M setelah Kena Efisiensi 73 Persen
- PAPERA Dorong Kemendag Bentuk Satgas Pasar untuk Stabilitas Ekonomi Rakyat
- Kemendag dan Google Lakukan Pertemuan, Ini yang Dibahas
- Peruri dan Kemendag Tingkatkan Efisiensi Lewat Teknologi Digital
- Kemendag Beri Sanksi ke 41 Distributor MinyaKita Karena Terbukti Curang
- Wow, Indonesia Bisa Cuan Rp 84,2 Triliun Gegara Tak Impor