Mendagri Australia Terjangkiti Corona, Pekan Lalu Bertemu Ivanka Trump

jpnn.com, SYDNEY - Penyebaran virus corona terus meluas dan tak pandang bulu. Menteri Urusan Dalam Negeri Australia Peter Dutton pun tertulari virus yang dikenal dengan sebutan COVID-19 itu.
Dutton menyampaikan pengakuan bahwa dirinya terjangkiti coronavirus melalui akunnya di Twitter, Jumat (13/3). Tokoh kelahiran 8 November 1970 itu mengaku telah menjalani tes medis dan dinyatakan positif terkena COVID-19.
Menurut Dutton, semula dirinya merasakan sakit pada tenggorokannya ketika bangun tidur. Selanjutnya dia menghubungi Departemen Kesehatan Queensland untuk menjalani tes COVID-19.
“Saya diberi tahu siang tadi bahwa tesnya positif (terkena virus corona, red),” ujarnya dalam sebuah pernyataan tertulis. “Saya merasa baik-baik saja dan tentu saja akan menyampaikan update.”
pic.twitter.com/9XieecxPr3 — Peter Dutton (@PeterDutton_MP) March 13, 2020
Pekan lalu Dutton bertemu dengan Ivanka Trump yang tak lain putri sekaligus penasihat Presiden AS Donald Trump di Washington. Selain itu, Dutton juga bertemu Jaksa Agung AS William P Barr.
Pemerintah Australia mengumumkan telah melakukan isolasi terhadap sekitar 500 warga di Negeri Kanguru yang terkena COVID-19. Perdana Menteri Australia Scott Morrison menyatakan, isolasi dan pelacakan kontak menunjukkan perlambatan pada penyebaran virus.
Menteri Urusan Dalam Negeri Australia Peter Dutton yang pekan lalu bertemu Ivanka Trump di Washington kini mengaku terjangkiti virus corona.
- Timnas Basket Indonesia Coba Manfaatkan Kecepatan saat Jumpa Australia
- Timnas Basket Berharap Tuah Lester Prosper di Laga Lawan Australia dan Korea
- Polisi Tangkap Bule Australia Pelaku Penganiayaan di Kelab Malam Bali
- Kaum Muda Australia Lebih Memilih Tidak ke Dokter
- Elkan Baggott Unjuk Gigi Menjelang Australia vs Timnas Indonesia
- Pelaku Ujaran Kebencian di Australia Bisa Dipenjara Dua Tahun