Mendagri Bantah Wali Kota Surabaya Mundur
jpnn.com - JAKARTA - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Gamawan Fauzi membantah adanya rumor yang beredar tentang mundurnya Tri Rismaharini dari posisi Wali Kota (Walkot) Surabaya.
Gamawan mengatakan bahwa absennya Risma, sapaan Rismaharini selama sekitar satu pekan dari kantornya hanya karena sakit.
Bahkan, dalam pertemuannya dengan Risma beberapa waktu lalu di Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Gamawan sudah memperoleh penjelasan langsung darinya terkait hal tersebut.
"Sudah ketemu saya. Lalu saya minta keterangan tentang isu pengunduran diri beliau. Memang ada isu itu tapi tidak benar. Dia hanya sakit seminggu," terang Gamawan saat ditemui wartawan di Kemendagri kemarin (3/2).
Keterangan Gamawan tersebut sekaligus sebagai bantahan terhadap isu mundurnya Risma karena merasa tidak cocok dengan Wakil Walkot Surabaya Whisnu Sakti Buana yang baru saja dilantik.
Sebelumnya telah diberitakan bahwa pemilihan Whisnu tersandung masalah ketika Panitia Pemilihan (Panlih) Wakil Walkot melaporkan ke Kemendagri terkait adanya kejangalan dalam proses pemilihannya.
Menanggapi hal tersebut, Gamawan mempersilahkan semua pihak untuk melakukan upaya hukum untuk membuktikan tuduhan tersebut.
"Dianulir? kan sudah dilantik. Ada proses hukum, sudah ada surat Keputusan (SK), tidak bisa begitu saja. Tidak perlu sampai ke presiden juga. Itu melalui tanda tangan saya," ujarnya. (dod)
JAKARTA - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Gamawan Fauzi membantah adanya rumor yang beredar tentang mundurnya Tri Rismaharini dari posisi Wali Kota
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Jaksa Agung ST Burhanuddin Soal Jaksa yang Terlibat Judol Hanya Iseng-Iseng, Astaga!
- Pordasi Era Kepemimpinan Aryo Djojohadikusumo Siap Kirim Atlet ke Olimpiade LA 2028
- Menteri Hukum Lantik Widodo Jadi Dirjen AHU, Tekankan Supremasi Hukum yang Transparan
- Mendes Yandri dan Mensos Gus Ipul Teken MoU, Siap Berkolaborasi Entaskan Kemiskinan
- Trisya Suherman: Lukisan Go Green Taruparwa Bisa jadi Penyemangat Para CEO
- Seniman Papua Bawa Pesan Ekologis di Jakarta Biennale 2024