Mendagri Sebut Indonesia Perlu Membuat Vaksin Mandiri
jpnn.com, JAKARTA - Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian berharap Indonesia harus bisa memproduksi vaksin untuk coronavirus disease 2019 (COVID-19) secara mandiri.
Pasalnya, kata dia, mengacu ucapan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, kebutuhan vaksin COVID-19 Indonesia besar hingga ratusan juta.
Tito mengungkapkan itu dalam kunjungan kerjanya di wilayah perbatasan di Atambua, Nusa Tenggara Timur, untuk mendampingi Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD.
"Paling tidak 170 juta penduduk Indonesia harus divaksin. Ini kira-kira hampir dua pertiga penduduk untuk divaksin dan kalau satu orang perlu dua ampul vaksin, berarti 340 juta vaksin yang diperlukan," kata Tito dalam keterangan resminya kepada awak media, Kamis (18/6).
Selain kebutuhan yang besar, waktu pembuatan vaksin di negara luar bakal berlangsung panjang. Ahli-ahli luar negeri menyatakan vaksin untuk COVID-19 baru bisa ditemukan pada pertengan tahun 2021.
"Nah, ahli-ahli menyatakan vaksin (COVID-19) baru ditemukan paling cepat pertengahan tahun 2021," lanjut dia.
Selain itu, kata Tito, model COVID-19 yang mewabah di Indonesia berbeda dengan negara luar. Dengan begitu, vaksin atas penyakit itu bisa saja berbeda.
"COVID-19 yang ada di Amerika, China, dan Indonesia itu agak berbeda. Ada sequences yang agak berbeda," ujar dia.
Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian berharap Indonesia harus bisa memproduksi vaksin untuk coronavirus disease 2019 (COVID-19) secara mandiri.
- Melantik Pengurus TP PKK Pusat 2024-2029, Mendagri Imbau Wujudkan Program Astacita
- Ketum TP PKK Mengingatkan Pentingnya Optimalisasi & Efisiensi Penggunaan Anggaran
- Mendagri Tito Karnavian: TP PKK Membutuhkan Sosok Pemimpin Kuat
- Ketum TP PKK: Inovasi & Adaptasi Teknologi Informasi Penting dalam Pelaksanaan Program PKK
- Honorer Titipan Mencuat Menjelang Pendaftaran PPPK 2024 Tahap 2, Bu Sri Punya Usulan
- Usut Kasus Korupsi di Kemenkes, KPK Periksa Dirut PT Bumi Asia Raya