Mendarat di Pyongyang, Jangan Coba Sembunyikan Barang Elektronik

Berikutnya, saya menyerahkan kamera, laptop, power bank, flash disk, dan novel Lelaki Harimau karya Eka Kurniawan. Petugas mencocokkan dengan formulir yang saya isi sebelumnya dan mencatat ulang. Saya kemudian diminta untuk memasukkan koper dan ransel ke mesin X-ray.
Setelah melewati metal detector, petugas perempuan meminta saya untuk menyerahkan dompet dan jam yang saya kenakan. ”Apakah ini memiliki GPS?” kata petugas itu sambil menunjukkan jam Garmin Fenix 3 Sapphire milik saya.
Aturannya, memang turis tidak boleh membawa GPS. Itu yang repot. Sebab, turis yang datang hari itu rata-rata pelari. Mereka menggunakan sportwatch yang dilengkapi GPS. Alhasil, untuk sementara, jam saya tertahan. Petugas itu mengatakan akan melaporkan dulu sport watch saya kepada atasannya.
Berikutnya, saya dipanggil petugas lain serta diminta ke tempat pemeriksaan kamera, laptop, dan buku. Di tempat itu, petugas memeriksa foto di kamera dan isi laptop. ”Ini foto di mana?” tanya petugas dengan menunjuk foto-foto teman saya saat peliputan di Suriname.
Setelah saya jelaskan, petugas itu manggut-manggut. Saya berhasil melewati pemeriksaan barang elektronik dan buku. Jam tangan saya juga akhirnya dikembalikan.
Tidak ada anggota rombongan tur kami yang tertahan di pemeriksaan. Semuanya lolos. (*/c11/kim)
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu