Mendidik Lidah untuk Berujar
Dengan agenda ramadan yang sudah tertata rapi, maka sudah dipastikan lidah tidak punya ruang dan kesempatan untuk mengeluarkan kalimat-kalimat kotor. Yang ada hanya kalimat zikir dan kebaikan yang mendatangkan pahala. Itu terus berlanjut selama 30 hari dalam melaksanakan ibadah ramadan.
Sehingga pada saat keluar dari bulan ramadan lidah kita benar-benar tertata dan yang keluar darinya adalah perkataan yang mengandung hikmah dan baik untuk orang lain.
Salah satu yang membuat Rasul dan Nabi mulia karena kemampuan mereka menjaga lidahnya. Lidah mereka hanya berisi seruan pada kebaikan, ajakan kepada ajaran Tuhan, dan doa untuk kemaslahatan ummat dan kaumnya.
Tidak kenal dengan hal-hal yang mendatangkan masalah. Mereka selalu berupaya untuk terus menahan (berpuasa) untuk berkata yang tidak baik, walau lingkungannya menggoda untuk berbuat tidak baik.
Oleh karena itu, jika kita ingin meniru kemuliaan yang dimiliki manusia-manusia terbaik itu, maka seharusnya kita awali dari lidah kita.
Dan tidak ada waktu yang tepat untuk mengawali upaya itu selain di bulan ramadan ini. Jika selama di dalam ramadan ini kita tidak bisa mendidik lidah dengan baik, maka di ramadan kapan lagi kita melakukannya? (adv/*)
Oleh:
LIDAH salah satu panca indra manusia yang memiliki peran penting dalam kehidupan ini. Dengannya kita selamat, dan dengannya pula kita bisa tergelincir
- Usut Tuntas Kasus Penembakan Polisi di Solok Selatan: Menunggu Implementasi Revolusi Mental Polri
- Laut China Selatan, Teledor Atau Terjerat Calo Kekuasaan
- Kelapa Sawit untuk Pembangunan Berkelanjutan
- Kapan Seorang Anak Mulai Memiliki Cita-Cita?
- Problematika Penanganan Perkara Judi Online
- Napoleon Der Bataks: Kisah Perjuangan Tuan Rondahaim Saragih