Mendikbud: Dosa Besar Saya Bila Membunuh Madrasah Diniyah
jpnn.com, JAKARTA - Banyak kalangan termasuk dari para wakil rakyat di Senayan menolak kebijakan Mendikbud Muhadjir Effendy yang akan menerapkan sekolah lima hari dengan durasi 8 jam per hari.
Di hadapan pimpinan dan anggota Komisi X DPR RI, Muhadjir mengatakan, kebijakan sekolah lima hari merupakan salah satu implementasi dari misi presiden bahwa perlu ada penguatan pendidikan karakter (PPK).
"Dosa besar bila saya harus membunuh Madrasah Diniyah dengan kebijakan sekolah lima hari. Tidak ada niat saya seperti itu," kata Muhadjir dalam raker Komisi X DPR RI, Selasa (13/6).
Dia menjelaskan, kebijakan tersebut diambil karena presiden meminta agar pendidikan karakter di SD sampai SMP harus diperbanyak yaitu 70 persen. Sebagai pembantu presiden, Muhadjir mengaku harus melaksanakannya.
"Tapi saya tidak mau juga bersandar kepada presiden. Kalau kebijakan saya ini tidak sesuai dengan misi presiden, itu jadi tanggung jawab pribadi," terangnya.
Muhadjir menjamin, Madrasah Diniyah tidak akan dikorbankan. Bahkan akan diperkuat posisinya dengan kebijakan sekolah lima hari. (esy/jpnn)
Banyak kalangan termasuk dari para wakil rakyat di Senayan menolak kebijakan Mendikbud Muhadjir Effendy yang akan menerapkan sekolah lima hari dengan
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad
- Ini yang Akan Dilakukan Muhadjir Effendy Setelah Tak Jadi Menteri
- Menko PMK dan Kepala BNPB tiba di Basis KKB di Puncak
- Anggaran Makan Siang Gratis Dipotong Lagi? Airlangga Berkata Begini
- Menko PMK Sebut Pelaksanaan Cuti Melahirkan 6 Bulan Perlu Kesediaan Dunia Usaha
- Pj Gubernur Sumsel Elen Setiadi Hadiri Puncak Peringatan Harganas ke-31 di Semarang
- Ini Reaksi Airlangga soal Wacana Pemberian Bansos untuk Korban Judi Online