Mendikbud Pastikan Sekolah Lima Hari tak Gerus Madrasah Diniyah
jpnn.com, JAKARTA - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy menanggapi kekhawatiran sejumlah pihak mengenai kemungkinan kebijakan sekolah lima hari menggerus adanya Madrasah Diniyah.
Dikatakan Muhadjir, justru dengan semakin banyak waktu siswa belajar, yakni 8 jam per hari, maka Madrasah Diniyah bisa diintegrasikan dengan pembentukan karakter.
"Madrasah Diniyah justru diuntungkan karena akan tumbuh dijadikan sebagai salah satu sumber belajar yang dapat bersinergi dengan sekolah dalam menguatkan nilai karakter religius," kata Muhadjir di Kantor Kemendikbud, Jakarta, Senin (12/6).
Dia berharap masyarakat tidak membayangkan siswa akan berada di kelas sepanjang hari.
Nantinya guru akan mendorong siswa untuk belajar dengan berbagai metode seperti role playing dan dari bermacam-macam sumber belajar, bisa dari seniman, petani, ustaz, pendeta.
"Banyak sumber yang bisa terlibat, tetapi guru harus tetap bertanggung jawab pada aktivitas siswanya," ujarnya.
Mantan rektor Universitas Muhammadiyah Malang ini menegaskan, guru menjadi faktor penting dalam penerapan penguatan pendidikan karakter (PPK) di sekolah.
Guru bukan hanya instruktur atau pengajar, tetapi juga penghubung sumber-sumber belajar.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy menanggapi kekhawatiran sejumlah pihak mengenai kemungkinan kebijakan sekolah lima
- Ini yang Akan Dilakukan Muhadjir Effendy Setelah Tak Jadi Menteri
- Acer Smart School Awards Kembali Digelar di 2024, Dorong AI untuk Kemajuan Pendidikan
- Menko PMK dan Kepala BNPB tiba di Basis KKB di Puncak
- Anggaran Makan Siang Gratis Dipotong Lagi? Airlangga Berkata Begini
- Menko PMK Sebut Pelaksanaan Cuti Melahirkan 6 Bulan Perlu Kesediaan Dunia Usaha
- Pj Gubernur Sumsel Elen Setiadi Hadiri Puncak Peringatan Harganas ke-31 di Semarang