Mendikbud Pastikan Sekolah Lima Hari tak Gerus Madrasah Diniyah

"Guru juga perlu menjadi gate keepers yang mampu membantu siswa menyaring pengaruh negatif seperti radikalisme dan narkoba. Dan guru juga harus menjadi katalisator yang bisa mengubah potensi anak didik," terang Muhadjir.
Penerapan kebijakan sekolah lima hari, 8 jam belajar per hari, akan dilaksanakan secara bertahap, disesuaikan dengan kapasitas sekolah.
Dia mengimbau kepada para kepala sekolah yang tergabung dalam Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) agar bisa berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan untuk segera memetakan sekolah-sekolah yang siap melaksanakan kebijakan ini.
Selain itu, tugas guru maupun MKKS adalah memastikan bahwa potensi kekhasan di daerah terpelihara dengan baik.
“Misalnya bila di sebuah daerah ada tradisi anak mengaji di Madrasah Diniyah pada jam-jam sore, maka jam-jam tersebut harus dikonversi sebagai bagian dari delapan jam pelajaran itu. Di beberapa daerah sudah menerapkan seperti itu dan saya kira sangat baik,” pungkasnya. (esy/jpnn)
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy menanggapi kekhawatiran sejumlah pihak mengenai kemungkinan kebijakan sekolah lima
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad
- Kemenag Luncurkan Kurikulum Berbasis Cinta, Raffi Ahmad Puji Lulusan Madrasah
- Mendes Yandri Berkolaborasi dengan PP Muhammadiyah Kuatkan Ekonomi dan Dakwah di Desa
- Raker dengan Menag, HNW Usulkan Sertifikasi Tanah Gratis untuk Madrasah dan Pesantren
- HNW Ungkap Harapan, Siswa Madrasah Tidak Dilupakan di Program MBG
- Ini yang Akan Dilakukan Muhadjir Effendy Setelah Tak Jadi Menteri
- Acer Smart School Awards Kembali Digelar di 2024, Dorong AI untuk Kemajuan Pendidikan