Mendikbud: Sekolah Gratis Itu Memang Menyesatkan
jpnn.com, JAKARTA - Kemendikbud diminta mengantisipasi sejumlah dampak negatif penerapan sistem zonasi secara nasional dalam penerimaan peserta didik baru (PPDB) yang mulai berjalan tahun ini.
Seperti potensi menguntungkan sekolah-sekolah swasta yang berbiaya mahal.
Kekhawatiran sistem zonasi menguntungkan sekolah swasta yang berbiaya mahal itu diungkapkan Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Unifah Rosyidi.
Secara umum dia menyambut baik sistem zonasi. Sebab berupaya menghapus kesenjangan pendidikan antara satu wilayah dengan wilayah lainnya.
Meskipun begitu Unifah mengingatkan supaya Kemendikbud mengantisipasi beberapa dampak penerapan sistem zonasi itu.
Diantaranya adalah potensi keuntungan yang didapatkan oleh sekolah-sekolah swastas berbiaya mahal. Jika demikian, dia khawatir privatisasi sekolah di Indonesia kian menguat.
Unifah menerangkan zonasi berpotensi menguntungkan sekolah berbiaya mahal muncul jika di suatu daerah tidak ada sekolah negeri yang berkualitas.
Misalnya di daerah itu ada anak dari keluarga kaya, terpaksa mencari sekolah swasta. Kecil kemungkinan dia memilih sekolah negeri lintas zonasi, sebab kuotanya kecil.
Kemendikbud diminta mengantisipasi sejumlah dampak negatif penerapan sistem zonasi secara nasional dalam penerimaan peserta didik baru (PPDB) yang
- Bandingkan Sikap Prabowo dan Gibran soal PPDB Zonasi
- Gibran Minta Sistem Zonasi PPDB Dihilangkan, Mendikdasmen: Masih Pengkajian
- Mendikdasmen Abdul Mu'ti Ungkap Kebijakan PPDB, Tetap Sistem Zonasi?
- Gibran Bercerita tentang Suratnya yang Tidak Direspons Menteri
- Sukarelawan Prabowo-Gibran Usulkan Perluasan Zonasi Pendidikan hingga Tingkat Provinsi
- Simak Pendapat 3 Cawagub Jakarta soal Sistem Zonasi PPDB