Mendua di Pilpres, Golkar Bakal Dihukum Publik
jpnn.com - JAKARTA - Dukungan Partai Golkar ke Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dalam pemilu presiden (pilpres) tahun ini tak sepenuhnya solid. Sebab, ada kader di pimpinan Aburizal Bakrie itu yang memilih pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla.
Menurut pengamat politik dari LIPI, Siti Zuhro, sebenarnya ketidakkompakan Golkar dalam mendukung pasangan capres di pilpres bukanlah hal baru. Menurutnya, sikap yang mendua sudah ditunjukkan Golkar pada pilpres sebelumnya.
"Golkar terwarisi oleh tradisi di mana elitenya bisa terbang, melesat ke kubu lain tak mesti sama dengan dukungan partai sebagai institusi," ujar Siti kepada JPNN, Minggu (25/5).
Namun, kata Siti, pada akhirnya kader Golkar akan merubah haluannya mengarah pada pada kubu capres yang dinyatakan menang. “Bila akhirnya kader mampu memenangi pilpres, secara institusional partai akan merapat," terang dia.
Siti menambahkan, pengalaman seperti itu bakal diulang Golkar di pilpres 9 Juli nanti. Namun, ia mengingatkan bahwa Golkar harus sadar karena situasi pilpres saat ini sudah berubah.
"Di mana, saat partai sedang disorot tajam oleh publik atau rakyat, perilaku buruk para elite akan dicatat dan diberi penalti bila mereka tetap membandel. Artinya, bila itu skenario permanen golkar yang tidak siap berada di luar pemerintah, maka Golkar harus siap menghadapi berkurangnya simpati publik," tandas dia. (chi/jpnn)
JAKARTA - Dukungan Partai Golkar ke Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dalam pemilu presiden (pilpres) tahun ini tak sepenuhnya solid. Sebab, ada kader
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Menko Pratikno dan Stakeholder Tinjau Pelabuhan Merak untuk Pastikan Kelancaran Nataru
- Kemensos dan BKN Gelar Tes Pegawai Disabilitas Netra dengan Sistem Komputer CACT
- Sekjen PDIP Hasto Jadi Tersangka, Pengamat: KPK Harus Beri Penjelasan Terbuka
- Germas PP Minta KPK Proses Bupati di Jateng Ini
- Hasto Jadi Tersangka, Guntur Romli: PDIP Makin Ditekan, Makin Melawan
- Ini Langkah Strategis PHE OSES dan RSO PTK Perkuat Keamanan Laut