Mendulang Berkah Macet Jakarta, Tiap Bulan Kirimi Istri Rp 2 Juta
jpnn.com - KEMACETAN di Jakarta tak melulu membuat stres warga. Terlebih, mereka yang berada di kalangan bawah.
Hiruk pikuk keramaian kota yang dulu disebut Batavia ini ternyata membawa berkah bagi puluhan juta kaum urban yang mencoba peruntungan. Salah satunya menjadi pengojek sepeda onthel di kawasan Kota Tua, Jakarta Barat.
----------
ASEP ANANJAYA
-----------
Jalan raya di depan pintu Utara Stasiun Kota Tua, penuh sesak setiap saat. Angkutan kota (angkot), bajaj, bus, motor saling mencari celah. Mereka nyaris bersentuhan dengan gerobak pedagang di pinggir jalan.
Sebentar-sebentar membunyikan klakson. Sementara di ujung kanan, antrean bus Transjakarta tertambat di lintasan jalur busway. Menunggu lampu di perempatan menyala hijau.
Jelang pukul 16.00, matahari dari arah barat sedang terik-teriknya. Sutarlani masih berdiri tegak memegang erat kedua setang sepeda onthel. Berkaos lengan panjang, mengenakan rompi, pria kelahiran 51 tahun silam ini menanti seseorang yang keluar dari mulut pintu stasiun.
Di barisan yang sama berjajar kawan-kawan pengojek yang lain, Lamin, Senen, Jamil, Somad, Lamadi, Wito dan Tukiman.
Usia rata-rata mereka lebih muda, kisaran 30-40 tahun. Asal mereka dari Bogor, Pati, Purwodadi, Ngawi, juga sekampung dengan Sutarlani di Desa Pilangsari, Kecamatan Gesi, Sragen, Jawa Tengah.
”Setiap hari di sini juga begini, macet,” kata Sutarlani. Sambil tersenyum pria berkulit sawo matang itu membetulkan topi rimbanya yang miring.
Padatnya lalu lintas di jalan itu justru membawa berkah. Menurutnya, jauh sebelum tahun 80-an onthel selalu diandalkan, selain angkot, bajaj dan becak. Mengangkut penumpang kereta yang ingin meneruskan perjalanan ke berbagai perkantoran di Kota Tua atau sebaliknya.
Jok penumpang sepeda onthel memang tidak seempuk angkot maupun bajaj. Namun, hingga kini jasa antar onthel masih diminati.
Terpenting bagi penumpang tidak terjebak macet dan harus berputar jauh. Meskipun onthel Phoenix milik Sutarlani kian usang, sepeda pabrikan China itu masih membawa berkah.
KEMACETAN di Jakarta tak melulu membuat stres warga. Terlebih, mereka yang berada di kalangan bawah. Hiruk pikuk keramaian kota yang dulu disebut
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara