Menegangkan, Menembus Penjagaan Superketat Nusakambangan

Menegangkan, Menembus Penjagaan Superketat Nusakambangan
Wartawan Jawa Pos Ilham Wancoko di depan pintu masuk Pulau Nusakambangan. Dia berhasil masuk lapas setelah melalui pemeriksaan superketat. (Jawa Pos Photo)

”Ya, mungkin juga di situ. Soalnya, sekarang sedang diperbaiki,” ujar lelaki paro baya kelahiran Nusakambangan tersebut.

Begitu sampai di Lapas Besi, kami langsung menuju pintu masuk. Setelah pintu diketuk berulang-ulang, seorang petugas mengintip dari balik jendela di pintu tersebut. ”Siapa ya, ada perlu apa,” ujarnya.

Tanpa basa-basi, seorang pengacara menyebutkan bahwa kami rombongan kuasa hukum terpidana mati dan perwakilan dari Kedutaan Australia. Langsung saja, petugas membukakan pintu.

Kepala Lapas Besi Yudi Suseno menyambut langsung tamunya. Lelaki berbadan tegap tersebut menyalami para tamu. Setelah itu, dia memerintah para sipir untuk memeriksa kembali para pengunjung.

”Maaf, ini sesuai aturan di sini. Barang-barang bisa dimasukkan loker atau laci khusus pengunjung,” kataYudi.

Dalam pemeriksaan kali ini, saya tidak berkutik. Handphone yang di pemeriksaan pertama bisa lolos kali ini harus dimasukkan loker yang disediakan. Juga, dompet dan alat tulis. Pemeriksaan kedua ini lebih detail dan tidak pandang bulu. Bahkan, pengunjung harus membuka baju dan celana untuk memastikan tidak ada barang yang menempel di kulit tubuh. Rambut dan bagian belakang telinga juga diraba. ”Oke, sudah bersih. Silakan keluar,” ujar petugas itu.

Begitu di luar bilik, ternyata salah seorang pengacara tampak gugup. Dia berbisik kepada saya bahwa dia membawa handphone. Akhirnya, handphone itu dititipkan ke saya. ”Kamu sudah diperiksa tho, ini bawa,” ujarnya pelan. Dengan harap-harap cemas, saya masukkan handphone itu ke saku celana.

Setelah semua klir, rombongan menuju ruang isolasi, tempat para terpidana mati tinggal. Tapi, sebelum sampai, rombongan mesti melewati dua pos penjaga di kiri dan kanan jalan. Pos itu berhadapan. Di dalamnya terdapat dua ruangan. Satu ruangan untuk petugas, ruangan yang lain (yang lebih besar) untuk ruang besuk. Nah, di situlah para pengacara bertemu klien masing-masing.

TIDAK sembarang orang bisa menembus penjagaan superketat di Pulau Nusakambangan menjelang pelaksanaan eksekusi mati terhadap sepuluh terpidana kasus

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News