Menekraf Sebut Budaya Lokal Potensi Besar Ekraf

Menekraf Sebut Budaya Lokal Potensi Besar Ekraf
Menteri Ekonomi Kreatif (Menekraf) Teuku Riefky Harsya menerima audiensi dari perwakilan Forum Silaturahmi Keraton Nusantara (FSKN) di ruang rapat lantai 12 Gedung Sapta Pesona, Jakarta, Rabu (8/1). Foto: Source for jpnn

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Ekonomi Kreatif (Menekraf) Teuku Riefky Harsya menilai budaya lokal memiliki potensi besar terhadap ekraf.

Hal itu disampaikan Riefky saat menerima audiensi dari perwakilan Forum Silaturahmi Keraton Nusantara (FSKN) di ruang rapat lantai 12 Gedung Sapta Pesona, Jakarta, Rabu (8/1).

“Ekonomi kreatif ini satu tarikan napas yang membuka peluang dan memberi dampak positif bagi kebudayaan lokal sesuai definisi Ekonomi Kreatif menurut UU Nomor 24 Tahun 2019. Ekonomi kreatif adalah perwujudan nilai tambah dari kekayaan intelektual yang bersumber dari kreativitas manusia berbasis warisan budaya, ilmu pengetahuan, dan/atau teknologi,” ujar Riefky.

Riefky mengatakan perlu juga dilakukan digitalisasi yang akan berdampak positif bagi promosi budaya sekaligus mengembangkan potensi ekraf.

“Potensi digitalisasi pada sektor ekonomi kreatif juga bisa kita lihat dari makin banyak digital konten kreator yang mempromosikan dan turut mensosialisasikan kebudayaan lokal. Ke depan, para konten kreator tersebut juga berencana membentuk asosiasi,” kata Riefky.

Dalam audiensi tersebut, Riefky juga menekankan pembahasan pada tata kelola dan aset ekonomi kreatif khususnya kebudayaan. Hal ini penting karena menurutnya pelestarian tradisi yang memiliki nilai ekonomi akan melahirkan identitas kebudayaan dengan keunikan tersendiri sebagai produk kreatif di pasar global.

Selain itu, Riefky turut memperkenalkan 17 subsektor ekonomi kreatif yaitu pengembang permainan (game), kriya, desain interior, musik, seni rupa, desain produk, fesyen, kuliner, film, animasi dan video, fotografi, desain komunikasi visual, televisi dan radio, arsitektur, periklanan, seni pertunjukan, penerbitan, dan aplikasi. Begitu banyak potensi ekonomi kreatif dapat dikembangkan dari subsektor tersebut.

Sementara itu, FSKN sendiri menawarkan kerja sama pembuatan film dokumenter edukasi berdurasi 15 hingga 30 menit. Selain itu, FSKN memohon dukungan atensi bagi produk ekraf sekaligus membuka pintu untuk jalur budaya dan pariwisata yang mengusung misi ketahanan adat lokal.

Riefky mengatakan perlu juga dilakukan digitalisasi yang akan berdampak positif bagi promosi budaya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News