Menelusuri Jalan Tol Termahal di Dunia yang Ada di Jepang (2-Habis)
Rogoh Rp 4 Juta untuk Tempuh Jarak 1.600 Km
Minggu, 03 Juli 2011 – 14:01 WIB
Motor-motor besar di atas seribu cc ikut meramaikan bersama mobil-mobil beraneka jenis. Mereka bersama keluarga menikmati hari terakhir sebelum tarif tol naik. Rest area di bawah jembatan tol paling ramai, yaitu Setou Ohashi --yang menghubungkan Okayama di pulau Honsu dengan Kagawa di pulau Shikoku-- dipadati pengunjung. Karena jembatan ini berdiri di atas selat Setou yang jaraknya 13 Km, dengan jembatan gantungnya 9,4 km dan dilatarbelakangi gunung Daisen. Mereka berfoto di sini sambil menyaksikan lalu lalang kapal-kapal berbagai ukuran.
Sesekali kereta api Sinkansen lewat. Besoknya, ketika tarif baru mulai diber lakukan, tol sepi. Tapi tiga hari kemudian tampak normal kembali. Lalu lalang mobil kembali tampak seperti biasa. Pemandangan di rest area terutama yang di bawah jembatan, hidup lagi. Di rest area jembatan Akashi Kaikyou Ohashi yang menghubungkan Awaji Shima dengan Akashi Shi di wilayah Hyogo Ken ramainya seperti di Setou Ohashi sehari sebelum tarif tol naik. Karena dari sini, dari dalam restoran royal yang lezat, tampak lekuk jembatan dan kota-kota nun di sana.
Tsuruno Keisuke, pengusaha yang banyak membantu pemagang asal Jatim bekerja di Jepang mengatakan, kenaikan tol ini memang mencekik. Tapi dia rela demi perbaikan dan kemajuan akan datang. Apalagi untuk kemanusiaan pasca bencana. Pria yang kerap ke Indonesia untuk menjembatani hubungan pengusaha antar negara ini mengaku tiap minggu mesti pergi ke Osa ka dari tempat tinggalnya di Hiroshima.
Dan pasti melewati tol sepanjang 400 km lebih sekali jalan. “Dengan fasilitas jalan dan rest area seperti ini, bolehlah. Yang penting kemudahan usaha tetap lancar,” tuturnya sambil menyeruput miso soup di royal restoran itu. Menurutnya, tol-tol di Indonesia sangat murah dan tidak kalah macetnya dengan jalan biasa. (*)
Meski tarifnya mahal, jalan tol di Jepang benar-benar bebas hambatan. Selain itu, jalan tol di sana juga sangat membantu penggunanya dalam mencari
BERITA TERKAIT
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara