Menelusuri Jejak-Jejak Komunisme di Ulan Bator, Mongolia
Patung Lenin dan Monumen Soviet Tetap Berdiri Tegak
Jumat, 21 September 2012 – 00:01 WIB
Promosi Tseeye layak dibuktikan. Karena itu, esoknya, saya bersama fotografer Jawa Pos FARID FANDI berangkat menuju Zaisan Memorial dari Bayangol Hotel, tempat kami menginap. Dengan menumpang bus, kami tiba di lokasi dalam 30 menit.
Di kaki bukit, nuansa komunisme sudah sangat terasa. Saat melihat di puncak bukit, tampaklah sebuah patung raksasa berbentuk seorang prajurit membawa bendera Uni Soviet bergambar palu-arit. Di bawahnya ada tank dengan moncong yang siap memberondongkan peluru.
Menurut guide Otgonchimeg Altankhuag, tank itu adalah milik Soviet yang digunakan bertempur dalam Perang Dunia Kedua pada 1943-1945. Kendaraan lapis baja tersebut dibeli Soviet dari bantuan uang rakyat Mongolia.
Relief di momumen menceritakan rute perjalanan tank dari Moskow hingga Berlin, ibu kota Jerman. "Tank ini semula berada di perempatan jalan tengah kota. Namun, pada 2003 dipindah ke sini," ucap Altankhuag.
Hingga 1990, Mongolia berada di bawah pemerintahan komunis. Jejak-jejaknya sampai kini masih terlihat, meski eranya telah berubah. Wartawan Jawa
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408