Menelusuri Jejak-Jejak Komunisme di Ulan Bator, Mongolia

Patung Lenin dan Monumen Soviet Tetap Berdiri Tegak

Menelusuri Jejak-Jejak Komunisme di Ulan Bator, Mongolia
Monumen Zaisan Hill untuk mengenang komunisme di Ulan Bator, Mongolia. Foto : Farid Fandi/Jawa Pos
Kehadiran tank itu menegaskan hubungan yang sangat dekat antara Mongolia dan Soviet di masa lalu. Seberapa mesra hubungan itu? Sambil tersenyum, Altankhuag mengatakan, puncak Zaisan Hill akan menjawab pertanyaan itu.

Dari kaki bukit, puncak Zaisan Hill terlihat cukup tinggi. Ada lebih dari 300 anak tangga yang harus dinaiki untuk bisa sampai ke sana. Tentu saja cukup melelahkan bagi yang jarang naik tangga setinggi itu. Namun, rasa capek terbayar begitu sampai di puncak. Momumen itu sangat elok. Seluruh dinding yang mengelilinginya bergambar mural tentang sejarah panjang bangsa Mongolia dan hubungannya dengan Soviet.

Mural itu mengikuti timeline sejarah yang cukup terperinci. Mulai dukungan Soviet untuk kemerdekaan Mongolia pada 1921 hingga kerja sama kedua negara itu dalam upaya mengalahkan tentara Jepang di Khalkin Gol pada 1939. Kemenangan Soviet atas Nazi Jerman juga ada gambarnya. Ada pula lukisan Kosmonot Yuri Alekseyevich Gagarin, manusia pertama yang berada di luar angkasa pada 12 April 1961.

 

Sayang mural tersebut tidak terawat dengan baik. Banyak coretan tangan jahil yang merusak tetenger penting itu. Bahkan, prasasti yang memahat nama-nama arsitek dan pelukis mural tersebut hampir tak terlihat karena tertutup grafiti-grafiti tak jelas. "Anak pacaran juga sering memanfaatkan momumen ini untuk bermesraan," ucap Altankhuag.

 

Hingga 1990, Mongolia berada di bawah pemerintahan komunis. Jejak-jejaknya sampai kini masih terlihat, meski eranya telah berubah. Wartawan Jawa

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News