Menelusuri Jejak-Jejak Komunisme di Ulan Bator, Mongolia
Patung Lenin dan Monumen Soviet Tetap Berdiri Tegak
Jumat, 21 September 2012 – 00:01 WIB
Benar kata Tseyee, dari puncak bukit itu pemandangan Kota Ulan Bator begitu cantik. Perbukitan, gedung-gedung, serta rumah-rumah tradisional warga Mongolia tampak apik, ditambah Tuul River yang mengalir di pinggiran Ulan Bator.
Menurut mahasiswi Jurusan Bahasa Inggris, Otgontenger University (perguruan tinggi swasta paling elite di Mongolia, Red) itu, pemerintah memang berupaya menjaga keutuhan momunen tersebut meski kini sudah berganti rezim. Selain Momumen Patung Genghis Khan dan lapangan utama tengah kota Ulan Bator Sukhbaatar Square, Zaisan Memorial menjadi salah satu objek wisata andalan Mongolia.
Di pusat Kota Ulan Bator, patung Vladimir Ilyich Ulyanov alias Lenin, pendiri Republik Federasi Sosialis Soviet, masih tegap berdiri. Tidak hanya satu, tetapi dua buah. Yang satu, satu badan penuh. Satu patung lagi hanya kepala.
Iklim demokrasi mulai bersemi di Mongolia pasca runtuhnya Uni Soviet pada 1990. Sistem satu partai yang hanya mengizinkan berdirinya Partai Rakyat Mongolia (Mongolian People"s Party/MPP) sudah dihapus. Meski begitu, pengaruh Partai Rakyat Revolusioner Mongolia (Mongolian People"s Revolutionary Party/MPRP), turunan MPP, masih sangat kuat. Partai itu masih berhaluan komunis. Namun, kekuasaan MPRP akhirnya juga habis pada Agustus lalu.
Hingga 1990, Mongolia berada di bawah pemerintahan komunis. Jejak-jejaknya sampai kini masih terlihat, meski eranya telah berubah. Wartawan Jawa
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408