Menelusuri Jejak Perang Dingin di Checkpoint Charlie, Berlin

Tetap Dijaga Dua "Tentara" yang Selalu Ngajak Foto

Menelusuri Jejak Perang Dingin di Checkpoint Charlie, Berlin
BERSEJARAH: Pos Checkpoint Charlie di Friedrichstadt, Berlin, Jerman. Dulu menyeramkan, kini menyenangkan. (Salsabyl A’dn/jawa pos)
Jika berjalan lebih ke dalam, terlihat sebuah pos dengan tumpukan karung di depannya. Di atasnya terdapat sebuah papan bertulisan Allied Checkpoint-US Army Checkpoint (checkpoint sekutu-checkpoint tentara Amerika Serikat). Pos tersebut masih aktif. Ada dua orang berseragam tentara yang berjaga. Hanya, mereka tidak lagi berdinas sebagai anggota militer, melainkan termasuk bagian dari promosi pariwisata Berlin di kawasan bekas titik ketegangan Jerman Barat-Jerman Timur itu.

Dengan membawa bendera Amerika Serikat, dua "tentara" tersebut sibuk menawarkan kepada para turis untuk foto bersama. "Mister, mau foto dengan kami? Hanya dua euro," teriak salah satu "tentara" kepada Jawa Pos yang mendekat.

Dia bernama Ferdinand. Dia mengaku sebagai tentara Prancis yang sedang bertugas menjaga Checkpoint Charlie. Sedangkan temannya mengaku bernama Levy, tentara Amerika Serikat yang juga baru bertugas di sana. Tentu saja itu semua hanya karangan mereka untuk menarik perhatian turis asing.

Dan memang mereka berhasil menarik perhatian wisatawan yang ingin mengabadikan kesempatan berada di tempat bersejarah itu. Bahkan, beberapa turis meminta stempel visa "Checkpoint Charlie" dengan tambahan biaya.

Berlin mungkin bukan kota teramah bagi turis asing. Namun, ibu kota Jerman itu masuk 50 besar kota turisme terbaik di dunia. Salah satu andalannya

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News