Menelusuri Jejak Sejarah Perkembangan Islam di Negeri Komunis Tiongkok (2-habis)

Perusahaan Muslim Listing di Bursa Saham

Menelusuri Jejak Sejarah Perkembangan Islam di Negeri Komunis Tiongkok (2-habis)
PATUH SYARIAH: Food court halal di pabrik Sha Pencheng. Foto : Rukin Firda/JAWA POS
Sukses pengusaha-pengusaha di desa yang seratus persen penduduknya beragama Islam tersebut menjadi kebanggaan tersendiri. Termasuk bagi Distrik Jing Tai yang secara keseluruhan terdiri atas 25 desa. Tujuh di antara jumlah tersebut mayoritas dihuni etnis Hui yang beragama Islam.

 

Contoh sukses pengusaha muslim Tiongkok yang spektakuler bisa dilihat pada Sha Pencheng. Lelaki yang suka mengenakan baju dan celana putih itu adalah presiden komisaris kelompok perusahaan Sanbaoshuangxi yang bermarkas di Xi"an, ibu kota Provinsi Shaanxi.

 

Berawal dari perusahaan keluarga yang memproduksi obat-obatan penambah vitalitas, kini sudah berkembang menjadi belasan perusahaan yang tidak saja berada di Tiongkok, namun juga di luar Tiongkok. Bidang usahanya pun tidak lagi hanya obat-obatan vitalitas, tapi juga properti dan makanan.

 

Pencheng yang bernama muslim Abu Bakar itu memilih untuk memproduksi makanan halal. "Pangsa pasarnya besar. Kini semakin banyak konsumen, termasuk nonmuslim, yang makin menggemari makanan halal," paparnya.

 

Seiring perjalanan waktu, masyarakat muslim Tiongkok yang sebelumnya terkesan tertinggal mulai bangkit. Tidak sedikit di antara mereka yang menjadi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News