Menelusuri Jejak Sejarah Perkembangan Islam di Negeri Komunis Tiongkok (2-habis)
Perusahaan Muslim Listing di Bursa Saham
Sabtu, 29 September 2012 – 00:09 WIB

PATUH SYARIAH: Food court halal di pabrik Sha Pencheng. Foto : Rukin Firda/JAWA POS
Selain untuk menggelar produk-produk makanan halal, dua lantai dia gunakan untuk memamerkan jenis-jenis makanan halal dari seluruh dunia. Dia berharap ada perusahaan-perusahaan di luar Tiongkok yang bersedia bekerja sama untuk mengembangkan jaringan supermarket halal tersebut.
Supermarket halal miliknya yang ada Xian dijadwalkan sudah beroperasi akhir tahun ini. Saat ini di dekat lokasi bangunan tersebut sudah berdiri food court dengan menu makanan halal. "Yang datang ke sini tidak hanya dari kalangan muslim, namun juga nonmuslim," ucapnya.
Pencheng sangat peduli pada status halal makanan. Meski saat ini sudah banyak beredar makanan dengan label halal, bagi dia, label halal saja tidak cukup. "Bisa saja bahan makanan sudah diberi label halal, namun proses pembuatannya tidak halal," tuturnya.
Apalagi, jika tidak ada jaminan bahwa produsen makanan tersebut adalah muslim yang paham betul tentang kehalalan produk makanan. Dia kerap cemas apakah peralatan masak yang digunakan mengelola bahan makanan halal tersebut benar-benar halal.
Seiring perjalanan waktu, masyarakat muslim Tiongkok yang sebelumnya terkesan tertinggal mulai bangkit. Tidak sedikit di antara mereka yang menjadi
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu