Menelusuri Penjualan Bahan Bom, Oh Ternyata
jpnn.com, MALANG - Bom bunuh diri yang diledakkan di tiga gereja di Surabaya, Minggu (13/5), merupakan rakitan teroris Dita Oepriarto. Kapolrestabes Surabaya Kombes Rudi Setiawan menyebut Densus 88 menyita bahan peledak dari rumah satu keluarga yang menewaskan diri itu.
Ada Styrofoam, belerang, aseton, HCL, Aquades, H20, black powder dan korek api kayu. Hasilnya, bom berdaya ledak tinggi mengguncang tiga gereja.
Mengingat gampangnya para teroris bunuh diri dengan bom rakitannya sendiri, tim Jawa Pos Radar Malang menelusuri praktik penjualan bahan kimia di Kota Malang. Bahan kimia ini sejatinya digunakan untuk keperluan praktikum dan industri. Mahasiswa dan pabrik menjadi pelanggan utama toko bahan kimia.
Dimulai dari kawasan Lowokwaru, salah satu toko penyedia bahan kimia terlihat sepi, (18/5). Salah satu pegawai kemudian menanyakan pembeli dari kampus mana. Toko tersebut lumayan ketat menjual bahan kimia itu. Dia menyodorkan daftar yang harus ditandatangani ketua jurusan di kampus. ”Harus ada keterangan dulu ya,” kata pegawai di balik etalase. Hanya saja wartawan Jawa Pos Radar Malang sudah lulus kuliah dan tidak lagi punya ketua jurusan.
Begitu juga di kawasan Klojen, ada salah satu toko yang juga menjadi penyedia bahan kimia. wartawan Jawa Pos Radar Malang dengan pede menanyakan asam HCL dan H2SO4. Namun lagi-lagi, kendala kartu tanda mahasiswa menjadi penghalang untuk mendapatkannya. Sementara surat dari dari instansi atau pabrik pun, tidak punya. ”Tolong KTM-nya,” kata pegawai menanyakan dari kampus mana.
Tidak bisa dipastikan apakah dua toko penyedia itu benar-benar ketat mengedarkan bahan kimia itu. Sumber Jawa Pos Radar Malang menyebut bahwa mahasiswa dapat gampang mendapatkan bahan kimia untuk praktikum, apalagi mahasiswa sudah saling kenal dengan pegawai toko.
Nah, lain dari dua toko tadi, satu toko penyedia di kawasan Blimbing ternyata melonggarkan pengawasan terhadap kebutuhan pembeli. Toko tersebut berizin resmi, itu terlihat dari keanggotaannya di Kamar Dagang Industri (Kadin) yang terpajang di dinding dekat resepsionis.
”HCL seliter berapa?,” tanya wartawan. Pegawai di toko tersebut menyebut Rp 45 ribu. Sedangkan H2SO4 per liternya dihargai Rp 75 ribu. Pegawai tersebut juga tidak menanyakan untuk apa bahan akan digunakan.
Bahan kimia untuk membuat bom ternyata tidak terlalu sudah dibeli di sejumlah toko di Kota Malang, memang ada yang ketat persyaratannya.
- Tangkap 3 Terduga Teroris di Sukoharjo, Densus 88 Sita Sajam di Rumah SQ
- Densus 88 Bubarkan Jamaah Islamiyah, Ormas yang Pernah Ledakkan HKBP Hangtuah Pekanbaru
- Irjen Eddy Hartono Jadi Kepala BNPT, Sahroni Minta Lanjutkan Pencapaian Zero Terrorist Attack
- Teroris di Batu Menyiapkan Bom Berdaya Ledak Tinggi Untuk Bunuh Diri
- Teroris yang Ditangkap di Batu Berencana Mengebom Tempat Ibadah
- Anak Polisi Korban Bom Surabaya Diterima Sebagai Bintara Polri