Menelusuri Perjuangan Petani Indonesia demi Secangkir Kopi Warga Australia
Tapi Opal Coffee lebih memilih untuk mengekspor kopi arabika ke Australia, termasuk memasok kopi ke 'The Little Man Cafe' di Melbourne.
Menurut Hendra sudah ada pergeseran minat konsumsi kopi robusta, yang kebanyakan diolah menjadi kopi instan, ke arah kopi arabika yang digunakan untuk membuat kopi yang 'fresh'.
Belum lagi ada faktor usia konsumen, diminta penikmat kopi robusta instan kini sudah menua, tambahnya.
Photo: Salah satu kawasan favorit para penikmat kopi di pusat kota Melbourne adalah di gang 'Flinders Way'. (ABC News: Stephen Letts)"Orang-orang yang muda sepuluh tahun yang lalu, sekarang mereka kerja di kantor dan minum kopi arabika di kafe, bukan minum yang instan."
'Harga kopi arabika lebih tinggi'
Pembicaraan tentang kopi arabika di Indonesia tidak terlepas dari kopi gayo, salah satu varietas yang merupakan komoditi unggulan nasional asal dataran tinggi Gayo di Aceh Tengah.
Kepada Natasya Salim dari ABC News, seorang petani kopi paruh waktu di perkebunan di Gayo mengatakan sebelumnya mereka pernah menanam jenis kopi robusta tapi kini beralih ke arabika.
"Dulu banyak juga robusta [tapi] belakangan karena permintaan pasar maka orang-orang lebih [fokus menanam] arabika ... dan harganya juga lebih tinggi," kata Sri Wahyuni.
Biji kopi asal Indonesia sudah dijual dan dihidangkan menjadi secangkir espresso atau cappucino di banyak negara, termasuk di kota Melbourne yang terkenal akan budaya 'ngopi'-nya
- Sebuah Gelombang Besar yang Menerjang Asia
- Dunia Hari Ini: Kebakaran Hutan Masih Ancam negara Bagian Victoria di Australia
- Pemprov Kalsel Siapkan 41.829 Hektare Untuk Optimalisasi Lahan Rawa
- Yayasan GSN Salurkan Pupuk Gratis dan Sprayer ke Petani di Magelang
- Dunia Hari Ini: 51 Pria Dijatuhkan Hukuman Atas Kasus Pemerkosaan Prancis
- Petani Humbang Hasundutan Berhasil Kembangkan Bawang Merah dari Biji, Hasilnya Luar Biasa