Menelusuri Sisa-Sisa Kejayaan Lan Fang, 'Republik' Pertama di Indonesia (2)
Air Kolam di Kelenteng Dulu Berkhasiat, Kini Tak Terawat
Jumat, 17 Agustus 2012 – 00:01 WIB
Mengumpulkan mozaik tentang Lo Fang Pak, pendiri Republik Lan Fang di Kalbar, tidaklah mudah. Jauhnya generasi dan kurangnya kepedulian membuat peninggalan sejarahnya hilang begitu saja.
DHIMAS GINANJAR, Pontianak
SALAH satu peninggalan Lo Fang Pak yang masih bisa dinikmati adalah kelenteng yang bernama sama seperti dirinya di Sungai Purun Besar. Sebuah daerah tandus di sekitar Km 36 dari Pontianak yang masuk Kecamatan Sungai Pinyu. Bangunan itu terletak di tengah hunian yang didiami 40 kepala keluarga. Jika tidak jeli, sebenarnya agak sulit menemukan bangunan tersebut. Sebab, patokan bertulisan Tempat Ibadah Tri Darma di pinggir jalan tersebut tidak terlalu terlihat. Tingginya sekitar perut orang dewasa, hampir sama dengan rerumputan yang mengelilinginya.
DHIMAS GINANJAR, Pontianak
SALAH satu peninggalan Lo Fang Pak yang masih bisa dinikmati adalah kelenteng yang bernama sama seperti dirinya di Sungai Purun Besar. Sebuah daerah tandus di sekitar Km 36 dari Pontianak yang masuk Kecamatan Sungai Pinyu. Bangunan itu terletak di tengah hunian yang didiami 40 kepala keluarga.
Memasuki kelenteng, aneka lampion yang digantung langsung menyambut. Debu terlihat jelas menempel di hiasan gantung berwarna merah itu. Begitu juga tembok gerbang sebelum melewati sebuah jembatan yang membelah kolam. Sekilas, tempat ibadat tersebut tampak tidak terawat.
Apalagi kalau melihat isi kolam yang memiliki luas sekitar 2 x 8 meter itu. Airnya sangat sedikit dan tidak bisa digunakan lagi lantaran kotor. Ditambah, beberapa jenis tanaman liar menutupi seluruh permukaan air. "Dulu, air dari kolam ini punya khasiat," ujar Tjong Yu Fei, penjaga kelenteng.
Entah khasiat seperti apa yang dimaksud penjaga 40 tahunan itu. Dia hanya ingat, saat kecil, dirinya sering melihat pengunjung kelenteng mengambil air dari kolam. Ada yang langsung meminumnya, tidak sedikit juga yang memasukkannya ke botol untuk dibawa pulang.
Namun, dia menemui kesulitan untuk memutar memorinya lebih jauh saat ditanya sejak kapan air kolam rusak. Tjong Yu Fei mengalihkan jawaban atas pertanyaan itu dengan membuka pintu terali besi yang menutup akses menuju ruangan untuk berdoa.
Di ruangan tersebut, terlihat jelas banner bertulisan Selamat Ulang Tahun Ke-274. Belum sempat ditanya, dia berinisiatif menjelaskan isi banner tersebut. Menurut Tjong Yu Fei, berdasar catatan leluhur, kelenteng yang dia jaga memang sudah sangat tua. "Imlek kemarin kami merayakan ulang tahun pekong (kelenteng, Red) ke-274," ungkapnya.
Nah, sosok Lo Fang Pak bisa diketahui di kelenteng tersebut. Ada empat lukisan yang menggambarkan presiden pertama Republik Lan Fang tersebut. Meski ada beberapa versi, semua bersepakat melukiskan perantauan asal Shak Shan Po, Koyinchu, Provinsi Katon, Tiongkok, itu sebagai sosok dengan jenggot tebal.
Mengumpulkan mozaik tentang Lo Fang Pak, pendiri Republik Lan Fang di Kalbar, tidaklah mudah. Jauhnya generasi dan kurangnya kepedulian membuat peninggalan
BERITA TERKAIT
- Trisya Suherman: Lukisan Go Green Taruparwa Bisa jadi Penyemangat Para CEO
- Halaman Belakang
- WNA China Tewas Kecelakaan di Sungai Musi, Dokter Forensik Ungkap Temuan Ini
- Bertemu Pengusaha RRT, Presiden Prabowo: Kami Ingin Terus Bekerja Sama dengan China
- Temui Para Taipan Tiongkok, Prabowo Amankan Investasi Rp 156 Triliun
- Titik Pulang