Menemukan Titik Balik Pemulihan Properti, Yang Terburuk Telah Berlalu

Menemukan Titik Balik Pemulihan Properti, Yang Terburuk Telah Berlalu
Pembangunan: Perumahan di Jababeka Cikarang. Foto Novita/Indopos/JPNN

Sementara itu, dari sisi harga tak terjadi kenaikan harga semen pada 2017. Hal tersebut seirama dengan pernyataan Direktur PT Kepuh Kencana Arum Henry Setiawan.

Dia menyebutkan bahwa harga bahan bangunan seperti baja beton masih stabil, bahkan cenderung lebih murah.

’’Harga bahan bangunan tidak jadi salah satu faktor yang mengakibatkan harga properti naik. Stagnasi yang dialami sektor properti menurut saya disebabkan karena ekonomi global yang belum begitu pulih. Sehingga berdampak pada daya beli masyarakat yang semakin turun, terutama di sektor properti,” tambahnya.

Senior Director Ciputra Surya Sutoto Yakobus menilai, tren properti sejatinya memiliki siklus 6–7 tahunan.

Tren properti akan kembali mencapai puncaknya pada 2019–2020.

”Akhir-akhir ini beberapa pengembang merasakan bahwa properti sedang stagnan. Tapi, kalau saya lihat dari siklusnya, yang terburuk sudah berlalu. Sekarang perlahan mulai naik, hanya saja belum mencapai puncaknya,” tambahnya.

Lalu, mengapa harga properti tetap naik setiap tahun meski pertumbuhan stagnan?

Sutoto menjelaskan bahwa salah satu faktor penyebab meningkatnya harga properti adalah infrastruktur, terutama akses atau jalan.

Ketidakpastian perekonomian sempat membuat sektor properti mengalami kelesuan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News