Menengok Kehidupan Minoritas Muslim di Pedalaman Australia
Saban hari Jumat di Kota Ararat - 50an warga Muslim berkumpul di sebuah bangunan kecil dekat stasiun kereta. Demikianlah suasana ibadah mingguan umat Islam yang minoritas di kota pedalaman Victoria di luar Kota Melbourne.
Di bangunan kecil itu pula, organisasi masyarakat Muslim bernama Islamic Welfare Association sesekali bertemu dengan pihak Gereja Katolik setempat untuk kegiatan bersama.
Namun tak lama lagi, warga Muslim di kota berpenduduk 8000an jiwa itu, akan memiliki masjidnya sendiri. Hal itu karena Pemerintah Kota Ararat telah memberikan izin pembangunan, yang juga disetujui oleh pemuka agama lain di kota itu.
ABC menemui empat keluarga Muslim - yang sama seperti warga lainnya merasa bangga dengan Ararat dan sudah menganggap kota itu sebagai kampung halaman.
Keempat keluarga ini mengakui agama yang mereka anut itu seringkali disalahpahami oleh penduduk lainnya - seakan-akan mereka merupakan ancaman bagi masyarakat setempat.
Keluarga Anas Ghazal dan Kimberly Amatullah
Anas Ghazal adalah seorang dokter di RS Ararat. Pria kelahiran Suriah ini bertemu istirnya, Kimberly, saat wanita kelahiran Australia ini berkunjung Suriah untuk memperdalam pelajaran Alquran.
Saban hari Jumat di Kota Ararat - 50an warga Muslim berkumpul di sebuah bangunan kecil dekat stasiun kereta. Demikianlah suasana ibadah mingguan
- Pendidikan dan Pengalaman Kerja Migran, Termasuk Asal Indonesia, Belum Tentu Diakui Australia
- Jujur, Nova Arianto Kurang Puas Timnas U-17 Indonesia Imbang Melawan Australia
- Timnas U-17 Indonesia Lulus ke Piala Asia U-17 2025
- Jadwal Indonesia vs Australia U-17 setelah Garuda Muda Menang Besar
- Prabowo Targetkan Indonesia Swasembada Pangan, Bagaimana Reaksi Australia?
- Terima Kunjungan Glen Askew, Pemprov Jateng Tawarkan Investasi Ke Australia