Mengaku Dipaksa Berhubungan Seks Oleh Bosnya, Gadis Swedia Ini Diberikan18 Juta Dolar
jpnn.com - AMERIKA SERIKAT - Seorang wanita asal Swedia yang menuntut mantan bos eksekutifnya di Wall Street dengan tuduhan melakukan pelecehan seksual, mendapat uang sebesar 18 juta dolar Amerika Serikat (AS) dari juri pengadilan federal di Manhatan, Senin waktu setempat.
Hanna Bouveg, 25, menuntut Benjamin Wey sebesar 850 juta dolar AS karena menggunakan kekuasaannya sebagai pemilik New York Global Group untuk memaksa Bouveg melakukan hubungan seks sebanyak empat kali. Bouveg kemudian dipecat ketika bosnya mengetahui ia sudah memiliki kekasih.
Dilaporkan Associated Press, para juri di pengadilan federal memberikan Bouveng 2 juta dolar AS sebagai pengganti kerusakan ditambah 16 juta dolar sebagai hukuman atas pelecehan seksual dan pencemaran nama baik. Namun pengadilan menolak tuduhan penyerangan yang dilontarkan Bouveng.
Hanna Bouveng (bawah kiri) usai meninggal sidang perdana, Senin (29/6). AP Photo/Larry Neumeister
Bouveng yang dibesarkan di Vetlanda, Swedia bersaksi bahwa segera setelah Wey menerimanya bekerja di New York Global Group, CEO perusahaan itu mulai memintanya untuk berhubungan seks dengannya.
Dia menambahkan, Wey kemudian memecatnya enam bulan setelah Bouveng menolak segala kontak seksual dan Wey menemukan seorang pria berbaring di ranjang apartemen Bouveng. Ironisnya, pembayaran apartemen Bouveng itu turut dibantu oleh Wey.
Pengacara Bouveng mengungkapkan, Wey juga berusaha memfitnah kliennya dengan menulis artikel di blognya yang menyebut Bouveng sebagai pelacur, tak bermoral, dan pemeras.
AMERIKA SERIKAT - Seorang wanita asal Swedia yang menuntut mantan bos eksekutifnya di Wall Street dengan tuduhan melakukan pelecehan seksual, mendapat
- 9 Negara Bersatu Demi Mendukung Hak Palestina, Indonesia?
- Trump Tidak Bercanda soal Greenland, Simak Penegasan dari Menlu AS Ini
- Pesawat PSA Airlines dan Heli Militer Tabrakan di Udara, Donald Trump Murka
- Pengungsi Bikin Repot, Mesir Tolak Wacana Relokasi Warga Gaza
- Gerak Cepat, Malaysia & Jepang Berkolaborasi untuk Membangun Kembali Gaza
- Waka MPR Sebut Usulan Trump soal Relokasi Warga Gaza sebagai Upaya Pembersihan Etnis