Mengaku Ingin Bangun Demokrasi, Militer Myanmar Vonis Ribuan Demonstran Antikudeta
jpnn.com, NAYPIDAW - Junta militer Myanmar mengaku telah menjatuhkan vonis bagi lebih dari 23.000 tahanan, termasuk sejumlah besar demonstran antikudeta.
Pengumuman yang disampaikan langsung oleh Jenderal Senior Min Aung Hlaing, penguasa tertinggi negara tersebut, menyebutkan bahwa langkah ini merupakan bagian dari upaya negara membangun demokrasi baru secara damai.
"Juga untuk mengubah para tahanan menjadi warga negara yang layak, untuk menyenangkan publik dan untuk menciptakan dasar kemanusiaan dan belas kasih," ujar Jenderal Min, Jumat (12/2).
Tahanan itu sebagian besar adalah para pengunjuk rasa antikudeta militer.
Seperti diketahui, penguasa militer Myanmar menganggap pemilu yang dimenangi Aung San Suu Kyi tahun lalu diwarnai kecurangan.
Atas dasar itu, militer mengambil alih kekuasaan dan menangkap serta menahan para pemimpin sipil yang sudah terpilih secara demokratis
Para pemimpin dunia termasuk Sekjen PBB Antonio Guterres dan Paus Fransiskus mengutuk kudeta yang membatalkan hasil pemilu demokratis Myanmar itu. (ant/dil/jpnn)
Junta militer Myanmar berupaya membangun demokrasi yang damai dengan menjatuhkan hukuman kepada 23 ribu orang, termasuk di antaranya ribuan demonstran antikudeta
Redaktur & Reporter : Adil
- Buku Dinasti Keong Demokrasi Mati Resmi Diluncurkan
- Simposium Nasional PB HMI Bicara Peta Jalan Indonesia Emas
- Kehadiran Organisasi Masyarakat Sipil Penting Guna Menjaga Demokrasi
- Diskusi di Kemang Dibubarkan Preman, Pramono Berkata Tegas, Sentil Aparat
- Kasus Pembubaran Diskusi FTA, Refly Harun: Si Rambut Kuncir Bukan Preman Sembarangan
- Pembubaran Diskusi FTA, Setara Institute Singgung Akuntabilitas Kepolisian