Mengaku Polisi, Pencandu Narkoba di Melbourne Peras Pamannya Rp 120 Juta
Ia juga berpura-pura menjadi seorang detektif dari kantor polisi wilayah Footscray.
Pada satu kesempatan, Lydia menemani nenek dan pamannya ke rumah sakit, dan pada hari yang sama, ia lantas menghubungi pamannya untuk memberitahu bahwa sang paman telah salah parkir ketika di rumah sakit dan perlu membayar denda lainnya.
Permintaan Lydia kemudian meningkat menjadi ribuan dolar, sebelum akhirnya korban menghubungi Polisi Victoria, yang mengatakan kepadanya, mereka tak bertanggung jawab atas panggilan telepon dan ancaman yang diterimanya.
Ketika ia menolak untuk membayar saat Lydia menelepon kembali, sang keponakan (Lydia) mengancam akan membunuhnya.
Hakim Bill mengatakan, kasus ini menyajikan "skenario yang sangat menggugah rasa penasaran" dan "setidaknya tak biasa".
"Sekali lagi, sabu kristal yang mengerikan menjadi biang keladi. Mereka yang tak berpikir sabu adalah momok di masyarakat, harus berpikir ulang," utara sang hakim.
Tak siap tinggalkan penjara
Pengacara Lydia, Rebekah Sleeth, mengatakan kepada pengadilan, kliennya terperangkap candu heroin 250 dolar (setara Rp 2,5 juta) dan sabu 50 dolar (setara Rp 500 ribu) per hari.
Seorang perempuan asal Melbourne berusia 37 tahun membenarkan bahwa ia telah mengaku sebagai polisi untuk memeras pamannya senilai lebih dari 12.000
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Didesak Percepat Ekspor Militer ke Australia
- Satu Lagi Sekolah di Australia Menutup Program Studi Bahasa Indonesia
- Dunia Hari Ini: Bom Amerika dari Era Perang Dunia II Meledak di Jepang
- Sebuah Laporan Menunjukkan Tindakan Rasisme yang Terjadi di Lembaga Penyiaran Australia ABC
- Dunia Hari Ini: Perdana Menteri Jepang Baru Akan Menggelar Pemilu Dadakan
- Dunia Hari Ini: Israel Serang Yaman, Menyebut Menargetkan Kelompok Houthi