Mengaku Polisi, Pencandu Narkoba di Melbourne Peras Pamannya Rp 120 Juta

Rebekah mengatakan, Lydia membiayai kebiasaannya mengonsumsi narkoba melalui cara-cara yang legal untuk beberapa tahun, sebelum kecanduannya makin parah.
"Ketika diperkenalkan ke sabu kristal dua tahun lalu, hidupnya berputar di luar kendali," ujar sang pengacara.
Ia mengatakan kepada Hakim Bill, meskipun Lydia layak dihukum dengan menjalani pelayanan sosial, ia tak siap untuk meninggalkan penjara karena "ia merasa tak siap untuk kembali ke masyarakat", dan tidak ingin kembali terkena godaan narkoba.
"Ia mulai hidup tenang ... narkoba itu mulai meninggalkan tubuhnya dan ia memiliki rasa takut untuk meninggalkan penjara," tutur Rebekah.
Ia mengatakan, kliennya itu "sangat malu" atas tindakannya.
"Ia berkata, pamannya adalah orang baik, sederhana, pria yang baik yang taat hukum. Ini tak rumit ... dia setuju untuk order kompensasi menguntungkannya."
Hakim Bill mengatakan, ia "sangat prihatin" bahwa Lydia tak ingin meninggalkan penjara.
Ia memerintahkan agar Lydia diperiksa untuk mendapatkan rehabilitasi, sebelum hukuman diputuskan.
Seorang perempuan asal Melbourne berusia 37 tahun membenarkan bahwa ia telah mengaku sebagai polisi untuk memeras pamannya senilai lebih dari 12.000
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia