Mengaku Sudah Lama Jadi Sasaran Fitnah Rezim Erdogan
jpnn.com - BANDUNG – Di Indonesia ada sembilan sekolah yang oleh pemerintah Turki dianggap berafiliasi dengan Organisasi Teroris Gulen atau FETO. Pascakudeta gagal dua pekan lalu, Turki melalui kedutaan besarnya meminta pemerintah Indonesia menutup sekolah-sekolah tersebut. Namun, upaya pemerintah Turki menutup sejumlah sekolah di Indonesia ternyata sudah dilakukan jauh sebelum adanya permintaan resmi tersebut.
Hal itu diketahui dari pengakuan Ketua Pembina Yayasan Pribadi Bandung, Husein Adiwisastra. Pribadi Billingual School di Bandung, Jawa Barat, adalah salah satu sekolah yang masuk daftar hitam rezim Reccep Tayip Erdogan.
Menurut Husein, pihak kedubes Turki sering menemui pejabat Indonesia terkait sekolah-sekolah yang mereka anggap berafiliasi dengan kelompok Gulen. Menurutnya,pihak kedubes Turki telah menyebar fitnah.
“Jauh sebelum Kedutaan Besar Turki merilis tudingan itu, duta besarnya sudah kasak-kusuk ke berbagai pejabat pemerintah Indonesia menceritakan seolah-olah sekolah yang kerjasama bersama Pasiad itu sekolah teroris,” ujar Husein ketika menggelar jumpa media di Gedung Sekolah Pribadi Bilingual Bandung, Jalan PHH Mustofa, Kota Bandung, Senin (1/8).
Husein bersyukur, tudingan itu tidak digubris pemerintah Indonesia. Dia pun tegaskan bahwa sekolahnya dan delapan sekolah yang dituding berafiliasi dengan FETO itu tidak mengajarkan kekerasan atau terorisme.(nda/dil/jpnn)
BANDUNG – Di Indonesia ada sembilan sekolah yang oleh pemerintah Turki dianggap berafiliasi dengan Organisasi Teroris Gulen atau FETO. Pascakudeta
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Ganesha Operation Award 2024 Jadi Ajang Penghargaan Bagi Pengajar dan Alumni
- INSEAD Business School, Jadikan Kerja Sama FWD Group & BRI Life Sebagai Studi Kasus
- Direksi ASABRI Mengajar Para Mahasiswa Magister Universitas Pertahanan
- Pilih Hotel sebagai Fasilitas Kampus, CEO UIPM Beri Penjelasan Begini
- Eramet & KBF Berikan Beasiswa untuk Mahasiswa Indonesia Timur, Ini Harapan Gubernur Sulut
- Sebanyak 96 Mahasiswa Presentasikan Hasil Riset di Knowledge Summit