Mengambil Risiko Tertular Virus Corona dengan Ikut Mencoblos Pilkada 2020
"Warga di sekitar perumahan saya sepertinya banyak yang enggak mau ikutan [memilih]. Takut corona," ucap Faried.
"Apalagi ada bilik khusus untuk warga yang suhunya di atas 37,3 derajat. Ngeri. Alat Pelindung Diri (APD) di tiap TPS juga cuma disediakan satu unit saja," ujarnya
Nekat Pilkada di masa pandemi
Photo: Fasilitas untuk mencuci tangan di TPS 69 GOR Villa Gunung Lestari, Jombang, Ciputat, Tangsel. (Supplied: Faried Hasan.)
Kasus penularan virus corona di Indonesia saat ini tercatat sebagai yang terparah di Asia Tenggara dengan lebih dari 586.000 kasus positif dan 18.000 kematian.
Tapi Pilkada 2020 tetap akan digelar dengan 100 juta orang Indonesia memiliki hak memilih dalam pemilihan kepala daerah di Indonesia hari ini.
Para ahli kesehatan di Indonesia sudah memperingatkan Pilkada 2020 akan berpotensi menyebabkan klaster baru virus corona.
"Seratus juta orang Indonesia akan aktif [bergerak] sekaligus," kata ahli epidemiologi Pandu Riono, yang juga memperingatkan dampak pilkada akan tak begitu terlihat mengingat angka tes dan 'tracing' yang relatif rendah di Indonesia.
"Sangat mungkin klaster baru akan muncul," ujar Pandu.
Hari ini adalah pencoblosan Pilkada yang keempat kalinya untuk Ronny Kuncoro, warga Sawangan, Depok, Jawa Barat
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan
- Dunia Hari Ini: Konvoi Truk Bantuan Untuk Gaza Dijarah Kelompok Bersenjata
- Dunia Hari Ini: Rencana Airbnb Menggelar Pertarungan Gladiator di Roma Dikecam