Mengambil Risiko Tertular Virus Corona dengan Ikut Mencoblos Pilkada 2020

Mengambil Risiko Tertular Virus Corona dengan Ikut Mencoblos Pilkada 2020
Warga diberikan sarung tangan dalam simulasi Pilkada yang digelar di Yogyakarta pada 21 November lalu. (Kompas.com, Markus Yuwono)

"Warga di sekitar perumahan saya sepertinya banyak yang enggak mau ikutan [memilih]. Takut corona," ucap Faried.

"Apalagi ada bilik khusus untuk warga yang suhunya di atas 37,3 derajat. Ngeri. Alat Pelindung Diri (APD) di tiap TPS juga cuma disediakan satu unit saja," ujarnya

Nekat Pilkada di masa pandemi

Mengambil Risiko Tertular Virus Corona dengan Ikut Mencoblos Pilkada 2020 Photo: Fasilitas untuk mencuci tangan di TPS 69 GOR Villa Gunung Lestari, Jombang, Ciputat, Tangsel. (Supplied: Faried Hasan.)

 

Kasus penularan virus corona di Indonesia saat ini tercatat sebagai yang terparah di Asia Tenggara dengan lebih dari 586.000 kasus positif dan 18.000 kematian.

Tapi Pilkada 2020 tetap akan digelar dengan 100 juta orang Indonesia memiliki hak memilih dalam pemilihan kepala daerah di Indonesia hari ini.

Para ahli kesehatan di Indonesia sudah memperingatkan Pilkada 2020 akan berpotensi menyebabkan klaster baru virus corona.

"Seratus juta orang Indonesia akan aktif [bergerak] sekaligus," kata ahli epidemiologi Pandu Riono, yang juga memperingatkan dampak pilkada akan tak begitu terlihat mengingat angka tes dan 'tracing' yang relatif rendah di Indonesia.

"Sangat mungkin klaster baru akan muncul," ujar Pandu.

Hari ini adalah pencoblosan Pilkada yang keempat kalinya untuk Ronny Kuncoro, warga Sawangan, Depok, Jawa Barat

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News