Mengambil Risiko Tertular Virus Corona dengan Ikut Mencoblos Pilkada 2020

Mengambil Risiko Tertular Virus Corona dengan Ikut Mencoblos Pilkada 2020
Warga diberikan sarung tangan dalam simulasi Pilkada yang digelar di Yogyakarta pada 21 November lalu. (Kompas.com, Markus Yuwono)

Kepada Hellena Souisa dari ABC Indonesia, epidemiolog Universitas Airlangga Dr Windhu Purnomo mengatakan ia menyesalkan pernyataan Mahfud MD ini dan meminta pemerintah untuk tidak memberikan "pernyataan yang menyesatkan".

"Yang selalu diomongkan adalah bahwa masa kampanye ini tidak meningkatkan kasus. Padahal saya tahu persis bahwa banyak daerah yang memang testing-nya diperendah agar kondisi kasusnya tidak menonjol," ujar Dr Windhu.

Calon Wakil Bupati Gunung Kidul, Benyamin Sudarmadi menilai protokol kesehatan yang diterapkan selama masa kampanye dan saat pemungutan suara sudah cukup meminimalisasi risiko.

"Dalam pelaksanaan [pilkada] yang saya lihat dan alami sehari-hari, prosedur COVID-19 sudah berjalan dengan baik," ujar Benyamin

"Saya sangat confident [yakin] Pilkada serentak ini akan sukses dan untuk wilayah Gunung Kidul akan berjalan tertib, sehingga tidak akan terjadi klaster-klaster baru," tutur Benyamin kepada Hellena Souisa dari ABC Indonesia.

Pasien isolasi dan demam difasilitasi mencoblos

Komisi Pemilihan Umum bahkan telah mengatur cara memilih bagi pasien COVID-19 untuk mereka yang diisolasi di rumah sakit.

Ketua KPU Arief Budiman menjelaskan suara pasien COVID-19 yang sedang dirawat akan diambil oleh dua petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang didampingi pengawas, bila perlu saksi.

External Link: Twitter KPU

 

Hari ini adalah pencoblosan Pilkada yang keempat kalinya untuk Ronny Kuncoro, warga Sawangan, Depok, Jawa Barat

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News