Mengamini Sikap Golkar, Pakar Nilai Pemimpin Tengah Akan Mencegah Perpecahan
jpnn.com, JAKARTA - Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) sepakat dengan Partai Golkar agar memilih pemimpin yang berada di tengah.
Menurut dia, pemimpin yang ada di tengah bisa menghilangkan politik identitas atau polarisasi.
"Maka yang harus ditumbuhkan adalah bagaimana mencari sosok yang ada di tengah ini," kata Ujang saat dihubungi, Selasa (28/2).
Ujang menilai, sosok pemimpin atau calon presiden yang berada di tengah cocok untuk kultur Indonesia.
Namun dia menegaskan, pemimpin yang berada di tengah bukan berarti tak peduli dengan kelompok-kelompok tertentu, ketika figur itu sudah menjadi pemimpin, makanya sosok itu harus mengayomi semua kelompok dan golongan.
"Posisi dari pemimpin itu ya harus di tengah. Berdiri di atas semua kelompok dan golongan, itu yang harus didahulukan," tegas pengamat politik darri Universitas Al Azhar ini.
Menurutnya, dengan sosok figur pemimpin yang berada di tengah maka Indonesia bisa terjaga.
Ujang mengingatkan pengalaman yang melelahkan pada Pemilu 2019.
Ujang menilai, sosok pemimpin atau calon presiden yang berada di tengah cocok untuk kultur Indonesia
- Agus Widjajanto Sebut Ada Dorongan agar Mbak Tutut Kembali Bergabung ke Partai Golkar
- Golkar Terkejut dengan Putusan MK Soal Presidential Treshold, Tidak Seperti Biasa
- Musda Golkar Jatim 2025 jadi Momentum Anak Muda Memimpin
- Bahlil Membantah Omongan Hasto, Agak Sok Tahu
- Ingatkan PDIP Konsisten soal PPN, Misbakhun: Berpolitiklah secara Elegan
- Prabowo Usul Pilkada Lewat DPRD Saja, Doli Kurnia Golkar Membela