Mengapa Angka Kematian Tenaga Kesehatan di Indonesia Tinggi?

Mengapa Angka Kematian Tenaga Kesehatan di Indonesia Tinggi?
Ada peningkatkan jumlah dokter, perawat, dan tenaga kesehatan di Indonesia yang meninggal akibat tertular virus corona. (Reuters: Willy Kurniawan)

Padahal kedua negara tersebut memiliki jumlah kasus terkonfirmasi positif Covid-19 yang lebih besar dari Indonesia, yakni 1,5 juta kasus COVID-19 di Amerika Serikat dan lebihh dari 233 ribu kasus di Inggris.

Mengapa Angka Kematian Tenaga Kesehatan di Indonesia Tinggi? Photo: Tenaga kesehatan keluar dari laboratorium yang melakukan pengujian terhadap sampel untuk tes virus corona di Jakarta. (AP: Achmad Ibrahim)

 

Angka kematian di Indonesia, menurut dr Adib, masih bisa naik-turun, karena IDI masih menelusuri riwayat kasus-kasus yang dilaporkan kepada IDI.

Sementara itu, menurut data PPNI sampai tanggal 23 Juni 2020, secara nasional ada 30 perawat yang meninggal dunia, 129 perawat positif COVID-19, 717 berstatus ODP dan 64 dalam status PDP.

Baca juga:

 

"Tapi dari 30 yang meninggal dunia, tiga di antaranya masih akan kami telusuri lagi karena statusnya PDP," tutur Asep Gunawan dari PPNI Pusat.

Sama seperti IDI, PPNI menilai perlunya penelusuran dan konfirmasi para tenaga kesehatan karena COVID-19 karena beberapa hal yang harus ditindaklanjuti, salah satunya soal santunan.

"PPNI tetap harus mengacu ke hasil tes swab dan harus terkonfirmasi, karena PPNI juga mengurus santunan-santunan dari pemerintah, atau beasiswa atau donasi [untuk keluarga]," ujar Asep.

Kematian dr Anang Eka Kurniawan di Surabaya, pekan lalu (19/06) menjadi orang terakhir di keluarganya yang tutup usia karena pandemi COVID-19

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News