Mengapa Angka Kematian Tenaga Kesehatan di Indonesia Tinggi?

Mengapa Angka Kematian Tenaga Kesehatan di Indonesia Tinggi?
Ada peningkatkan jumlah dokter, perawat, dan tenaga kesehatan di Indonesia yang meninggal akibat tertular virus corona. (Reuters: Willy Kurniawan)

"Kalau mereka sampai bertumbangan, analisa saya mungkin soal APD yang kurang lengkap, atau kalaupun APD-nya lengkap, ya dia burnt-out [kelelahan]," tambah mantan Ketua IDI ini.

Sementara Direktur Utama RSUD dr Soetomo dr Joni Wahyuhadi SpBS mengakui kekelelahan menjadi salah satu faktornya, karena banyaknya pasien terduga corona yang dirujuk ke rumah sakitnya.

"Pernah dalam sehari sampai 39 pasien yang dirujuk ke sini. Dokter spesialis dan dokter PPDS itu ya kelabakan. Meskipun sudah pakai APD level tiga, rasa khawatir tetap ada," ungkapnya.

Mengapa Angka Kematian Tenaga Kesehatan di Indonesia Tinggi? Photo: Kelengkapan APD bagi dokter yang sedang mengikuti pendidikan spesialis sempat menjadi sorotan. (AP: Dita Alangkara)

 

Secara umum, dr Prijo mengkritik sistem PPDS di Indonesia.

"Peserta PPDS ini akan dipakai untuk bagian dari jaringan kesehatan, tapi mereka harus bayar sendiri. Pemerintah yang memakai [jasanya] tidak menggaji dia, ataupun kalau digaji sangat kecil," jelasnya.

Nakes di poliklinik 'masih diabaikan'

Mengapa Angka Kematian Tenaga Kesehatan di Indonesia Tinggi? Photo: Meskipun saat ini ketersediaan dan pasokan APD sudah jauh lebih baik, IDI mengingatkan agar tenaga kesehatan tahu cara mengenakan dan melepaskan APD dengan benar. (Reuters: Willy Kurniawan)

 

Persentase tingkat kematian tenaga kesehatan Indonesia yang tinggi menjadi perhatian serius IDI untuk saat ini melakukan langkah investigasi dan mitigasi.

Kematian dr Anang Eka Kurniawan di Surabaya, pekan lalu (19/06) menjadi orang terakhir di keluarganya yang tutup usia karena pandemi COVID-19

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News