Mengapa Australia Akan Melakukan Referendum Terkait Warga Aborigin?

Mengapa Australia Akan Melakukan Referendum Terkait Warga Aborigin?
Ada usulan untuk mengubah konstitusi Australia terkait masa depan warga Pribumi Australia dan untuk mengubahnya perlu dilakukan referendum. (ABC News: Angelica Silva)

Untuk 'voice' atau suara, mereka mengusulkan adanya sekelompok masyarakat Pribumi yang akan memberi nasihat kepada pemerintah tentang apakah kebijakan dan undang-undang yang diusulkan akan baik atau buruk bagi komunitas mereka.

Perdebatan seputar 'voice'

Bagi beberapa orang yang berkampanye agar warga memilih "No" atau tidak, mereka menganggap suara atau 'voice' akan memberikan kebebasan terlalu banyak kepada warga Pribumi untuk ikut terlibat dengan berbagai macam masalah.

Mereka juga merasa jika referendum berhasil, 'voice' akan ada dalam konstitusi Australia, artinya kelompok perwakilan warga Pribumi itu nantinya tidak dapat dibubarkan atau dihilangkan, seperti yang pernah terjadi di masa lalu.

Ada banyak pertanyaan tentang siapa dan berapa banyak orang yang akan bersuara atau berada di kelompok perwakilan nantinya. Juga pertanyaan bagaimana mereka akan dipilih dan apa tanggung jawab mereka nantinya.

Sejumlah warga menginginkan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut sebelum mereka memilih apakah 'voice' ini harus ada atau tidak.

Siapa saja yang mewakili?

Bagaimana 'voice' akan diterapkan sudah dijelaskan sebagian besar dalam laporan yang ditulis Profesor Tom Kalmar dan Profesor Marcia Langton di tahun 2021, setelah mereka berbicara dengan ribuan orang dan organisasi warga Pribumi dari seluruh Australia.

Model suara mereka ada dua.

Pertama, akan ada kelompok suara lokal dan regional, yang akan dirancang dan dijalankan oleh komunitas sesuai dengan cara mereka masing-masing.

Apakah Australia perlu mengubah konstitusi untuk memastikan warga Pribumi Australia, yakni masyarakat Aborigin dan Torres Strait Island, memiliki suara berupa perwakilan di konstitusi?

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News