Mengapa Harus Menata Distribusi Penjualan Gas Melon?

Oleh: Idrus Marham - Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar 2024 - 2029

Mengapa Harus Menata Distribusi Penjualan Gas Melon?
Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar 2024 - 2029 Idrus Marham. Foto: Ricardo/JPNN.Com

Sebagai pemimpin ia paham, bagaimana secara empatif menempatkan diri pada posisi perasaan masyarakat.

Terlihat tatkala tanpa sungkan, beliau turun langsung ke lapangan dan menyatakan bertanggung jawab. 

Dengan gentlemen dan jiwa besarnya, Bahlil mengapresiasi kritik mayarakat yang sedang meletup-letup. Ia tidak melengos dan melempar tanggung jawab, tetapi datang meminta maaf, mengakui ada kekurangan  ke tengah mereka yang mengantre, bahkan dengan segala kerendahan hati, mengaku salah, sekaligus mendengar emosi warga dengan bijak.

Ini pertanda hasrat kepeduliannnya yang tinggi pada masyarakat. ?Tanpa merasa berkuasa dan mau dilayani, Bahlil turun ke masyarakat dan melayani.

Sebagai sosok pemimpin yang tumbuh dari bawah, aktivis yang lahir semenjak masih mahasiswa, Bahlil memperlihatkan karakter yang matang dalam memosisikan kritik sebagai proses yang membentuk  dirinya hingga saat ini.

Terlihat dari bagaimana lapang dan terbukanya saat  ia menerima masukan dan kritikan, tetapi tentu saja, kritikan yang Logik, Faktual, obyektif, Konstruktif dan solutif.

Lalu --  kembali ke substansi masalah – kita telusuri, mengapa ada urgensi untuk membuat kebijakan baru berkait dengan penjualan gas bersubsidi ini?

Sudah menjadi rahasia umum bahwa, urusan distribusi gas Melon, dengan segala kompleksitas dan eksesnya, banyak dikeluhkan masyarakat luas.

Apa yang terjadi dengan distribusi Gas Melon atau LPG 3 Kilogram? Rentetan fakta antrean gas dalam dua-tiga hari ini diangkat menjadi isu yang demikian rupa.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News