Mengapa Harus Menata Distribusi Penjualan Gas Melon?

Oleh: Idrus Marham - Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar 2024 - 2029

Mengapa Harus Menata Distribusi Penjualan Gas Melon?
Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar 2024 - 2029 Idrus Marham. Foto: Ricardo/JPNN.Com

Masyarakat yang mengeluh! Maka point pentingnya adalah bagaimana menghadapi keluhan masyarakat? 

Apakah keluhan masyarakat dengan segala kompleksitas persoalannnya  ini harus ditampung, dicarikan solusinya demi perbaikan atau diteledorkan saja sembari  asyik masyuk mempermasalahkan masalah?

Secara faktual, bagaimana pun tidak populernya, Bahlil merespon masalah Melon ini, dengan menunjukkan Sikap dan pendekatan yang BENAR dan PENAR  -- meminjam konsep budaya Jawa.

Ia tegar menghadapi Masalah, tidak menghindar, apalagi lepas tanggung jawab, tidak menyalahkan stafnya… Humble ?menghadapi masyarakat secara bijak, tidak marah-marah, apalagi arogan merasa benar sendiri.

Menata ulang sebuah proses yang selama ini sudah mapan berjalan, tentu akan mengundang beberapa konsekuensi.

Di antaranya bahkan mengundang ‘kontraksi” sosial. Baik itu Kontraksi yang berkait dengan rutinitas warga sebagai  pengguna elpiji, maupun juga sekaligus, kontraksi dengan mereka-mereka yang selama ini menangguk untung dari kenakalannya memainkan Gas bersubsidi ini.

Ini yang sesungguhnya perlu menjadi pengertian dan perhatian semua pihak.

Karena menata butuh berbagai upaya untuk merekonstruksikan kembali atas apa yang selama ini dibiarkan berjalan, agar untuk kemudian bisa menjadi lebih baik lagi.

Apa yang terjadi dengan distribusi Gas Melon atau LPG 3 Kilogram? Rentetan fakta antrean gas dalam dua-tiga hari ini diangkat menjadi isu yang demikian rupa.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News