Mengapa Jumlah Ilmuwan Perempuan di Australia Masih Kalah Dibanding Beberapa Negara Berkembang?

Menurut Professor Charles, alasannya bisa beragam.
"Sebagai contoh program komputer di India dan Malaysia menjanjikan jenjang karir profesional yang lebih bersahabat bagi perempuan yang menawarkan gaji bagus, tempat kerja yang aman dan di dalam ruangan," katanya.
Alasan seperti inilah yang juga memotivasi insinyur sipil Fatemeh Javidan yang menjadi tenaga pengajar di Federation University Australia.
Dia tiba di Australia untuk program doktor, dari negeri asalnya Iran di mana ada banyak perempuan yang belajar di bidang sains.
"Mereka berpikir akan bisa menyumbangkan sesuatu bagi masyarakat bila mereka belajar ilmu-ilmu ini," kata Dr Javidan.
Hal yang ditekuninya saat ini adalah membantu membuat industri baja lebih ramah lingkungan yang saat ini menyumbangkan delapan persen untuk emisi global.
Sekarang sedang dikembangkan penggunaan baja yang lebih kuat di industri konstruksi.
Dr Javidan merasa heran dengan sedikitnya mahasiswi di kelas yang diajarnya di Australia saat ini.
Australia memberi kesempatan kepada semua warganya untuk berpartipasi di segala bidang
- Erick Thohir Mania Optimistis Timnas Indonesia Menang Lawan Australia dan Bahrain
- Diterpa Badai Cedera, Timnas Australia Panggil Banyak Debutan
- Gubernur Herman Deru Apresiasi Australia Perpanjang Kerja Sama Kelola IPAL di Palembang
- Dunia Hari Ini: Puluhan Tewas Setelah Kereta di Pakistan Dibajak
- Dunia Hari Ini: Kecelakaan Bus di Afrika Selatan, 12 Orang Tewas
- Ketimpangan Gender Masih jadi Persoalan di Indonesia, Perlu Kolaborasi Lintas Sektor