Mengapa Jumlah Ilmuwan Perempuan di Australia Masih Kalah Dibanding Beberapa Negara Berkembang?

"Diantara mahasiswa, maksimum ada 3-4 mahasiswi diantara sekitar 20-30 siswa keseluruhan."
Jadi apa yang terjadi di negeri seperti Australia?
Tampaknya motivasi para perempuan di negara berkembang untuk belajar ilmu-ilmu eksakta tidak diikuti oleh para perempuan di Australia.
Sementara ada yang berpendapat otak perempuan dan laki-laki berbeda, Professor Charles memfokuskan diri pada faktor lain, seperti pandangan ada pekerjaan yang cocok untuk jenis kelamin tertentu.
"Sekitar 45 persen lulusan ilmu komputer di India dan Malaysia adalah perempuan, sementara di Amerika Serikat hanya 20 persen, di saat seorang peretas selalu diasosiakan sebagai pria." katanya.
Dalam waktu bersamaan, katanya masyarakat Barat juga memberikan "kebebasan" kepada siapa saja untuk mengikuti pilihan hatinya di pendidikan dan pekerjaan, kata Professor Charles.
Karena kebebasan memiih itu menyebabkan banyak siswa perempuan memilih pelajaran sosial dibandingkan sains di sekolah dan setelah tamat mereka tidak bisa masuk kuliah di bidang sains karena tidak memenuhi persyaratan masuk.
"Banyak remaja tidak tahu bidang apa yang akan mereka inginkan, sehingga pilihan mereka pada awalnya adalah bidang yang menurut mereka akan dianggap bagus oleh orang lain. Ini membuat remaja perempuan jarang memilih bidang sains yang dianggap lebih cocok untuk pria," kata Professor Charles.
Nalini Joshi, seorang professor perempuan pertama di bidang matematika di University of Sydney mengatakan salah satu solusi bagi peningkatan keterlibatan perempuan di bidang STEM harus dimulai dari sekolah dasar, dengan salah satunya adalah pengajaran matematika.
Australia memberi kesempatan kepada semua warganya untuk berpartipasi di segala bidang
- Daya Beli Melemah, Jumlah Pemudik Menurun
- Dunia Hari Ini: Mobil Tesla Jadi Target Pengerusakan di Mana-Mana
- Kabar Australia: Pihak Oposisi Ingin Mengurangi Jumlah Migrasi
- Dunia Hari Ini: Unjuk Rasa di Turki Berlanjut, Jurnalis BBC Dideportasi
- Dunia Hari Ini: Kebakaran Hutan di Korea Selatan, 24 Nyawa Melayang
- 'Jangan Takut': Konsolidasi Masyarakat Sipil Setelah Teror pada Tempo