Mengapa Kelompok Muslim ini Ajak Agar Kurban Hewan Dihentikan?
Miliaran umat Muslim di seluruh dunia baru saja merayakan Idul Adha, dengan menjalankan kurban sebagai salah satu rangkaian ibadah di bulan Haji.
Seruan kurban alternatif
- 'Vegan Muslim Initiative' beralasan industri ternak telah merusak lingkungan dan membuat orang kelaparan
- Mereka yakin jika Nabi Muhammad dan generasi awal Muslim mengkonsumsi lebih banyak makanan dari bahan tumbuh-tumbuhan
- Produksi gas emisi rumah kaca dari industri peternakan sudah menurunn lebih dari 50 persen dalam 11 tahun
Tapi kelompok Muslim yang berbasis di Melbourne, Australia, Kanada, dan Amerika Serikat mengajak umat Muslim untuk tidak lagi menyembelih kambing dan sapi.
Dengan slogan "Jangan bunuh binatang", ajakan dari kelompok bernama 'Vegan Muslim Initiative' telah menimbulkan perdebatan dan kecaman, khususnya di jejaring sosial.
Kepada Erwin Renaldi dari ABC Indonesia, 'Vegan Muslim Initiative' mengatakan alasan mengapa mereka giat melakukan ajakan ini karena proses peternakan yang terjadi saat ini justru menjadi penyebab kerusakan lingkungan.
"Sebagai seorang Muslim, tanggung jawab moral dan agama kita untuk menjadi warga dunia yang lebih baik dan menunjukkan kepada yang lain cara yang lebih baik untuk selamatkan dunia," ujar Sammer Hakim, pendiri kelompok tersebut.
Sebagai ganti, ia menyarankan agar menukar daging dengan makanan yang berbasis tumbuhan, atau 'plant-based' untuk dibagi-bagikan.
Merasa tidak menyimpang
Photo: Kelompok Vegan Muslim Initiative mengatakan industri ternak menjadi penyebab kerusakan lingkungan dan kemiskinan. (Foto: Flickr, Evgeni Zotov)
- Latihan Militer Terpisah dengan Rusia dan Australia, Indonesia Tak Ingin Dikuasai oleh Siapa Pun?
- Dunia Hari Ini: Donald Trump Jadi Presiden, Kamala Harris Mengakui Kekalahannya
- Dunia Hari Ini: Beberapa Hasil Suara Pemilu Amerika Serikat Mulai Keluar
- Dunia Hari Ini: Kecelakaan Bus di India Telan Puluhan Nyawa
- Dunia Hari Ini: Setidaknya 10 ribu orang Tedampak Letusan Gunung Lewotobi Laki-laki
- Pendidikan dan Pengalaman Kerja Migran, Termasuk Asal Indonesia, Belum Tentu Diakui Australia